MEMILIKI ayah seorang pehobi motor klasik membuat Lulut Wahyudi sudah akrab dengan jenis motor itu sejak SMP. Bahkan, ia sudah mengenyam pengalaman membongkar motor klasik di usia itu.
Beranjak dewasa, nasib membawa Lulut semakin menekuni dunia kustom motor. “Kita mulai cari motor, dibenerin, dan ada orang suka. Ternyata ada fulusnya. Mulai kita mencari motor tua yang rusak atau kurang terawat, kita benerin dan dijual. Kita betulin juga Harley-Davidson yang sisa perang,” katanya saat menjadi bintang tamu program Kick Andy episode Kreasi di Atas Roda Dua, yang tayang Minggu (6/6).
Berbekal pengalaman yang telah matang, ia mendirikan bengkel kustom motor, Retro Classic Cycles, di 2002. Seiring berjalannya waktu, pria kelahiran Klaten ini lebih berfokus pada Harley-Davidson lantaran lebih mudah untuk mendapatkan suku cadangnya di Indonesia.
Pada 2012, Lulut menggagas Indonesian Kustom Kulture Festival atau KustomFest. Festival memodifikasi kendaraan yang diadakan di Yogyakarta setiap tahun itu dihadiri puluhan ribu pengunjung.
“Teman-teman kita di Yogya setiap tahun itu bisa berkarya, dan untuk karya mereka ada suatu wadah, kemudian karya-karya itu didisplai, diapresiasi, dan didokumentasikan. Yang mahal tiga elemen ini. Akhirnya kita sepakat 2012 melahirkan suatu event KostumFest yang diadakan setiap tahunnya,” kisah pria 44 tahun itu.
Ia mengungkapkan bahwa tujuan utama KustomFest ialah memberi kebanggaan dan mengapresiasi karya anak bangsa. Selanjutnya, dari KustomFest, pemuda-pemuda pembuat motor kustom dapat memiliki media untuk memperkenalkan karya ke publik yang lebih luas.
Adanya pengunjung dari luar negeri juga membuat peserta dapat meraih jejaring yang lebih luas. “Jadi networking yang paling mahal. Begitu kita ngumpul, di situ jadi sebuah melting pot, kita tidak lagi ngomong ini karya daerah masing-masing lagi, tapi ini karya anak Indonesia,” lanjutnya.
Lulut pun makin gembira karena KustomFest sudah dilirik pembuat motor atau builder dari luar negeri, yakni dari Malaysia. Kemauan builder luar untuk mengurus segala perizinan dan proses untuk bisa menghadirkan karya di KustomFest menunjukkan gengsi acara itu dan juga pasar Indonesia yang potensial untuk motor kustom. Lebih lanjut, dia berharap adanya kejelasan regulasi menyangkut industri kustom.
Menurutnya, industri kustom menjanjikan dan bisa berkembang di tangan anak-anak muda.
Lulut sendiri tidak berhenti mengembangkan bisnis dan mimpi. Ia tengah merambah ke modifikasi pesawat terbang. Ia mengaku telah bergabung ke Jogja Flying Club dan membeli kit pesawat. Ia ingin mengikuti para senior yang sudah menelurkan pesawat dan kini sudah terbang. Tidak hanya di bidang teknik permesinan, Lulut juga bercita-cita mengembangkan varietas sapi Indonesia. “Ini proses panjang untuk sapi kustom dan ini mimp....