Intensitas cahaya di ruangan itu tampak redup. Dominasi warna yang muncul hanyalah hitam, biru, dan hijau limau. Seperti itulah yang terlihat pada instalasi berjudul Ultimate Space karya seniman Korea, Boo Ji Hyun, yang pertama kali diciptakan pada 2018.
Tiga tahun berselang, karya yang dibuat dengan media seperti lampu pancing, LED, laser, dan mesin kabut itu kini terpampang di Galeri Salihara. Ultimate Space menjadi salah satu karya yang ditampilkan dalam pameran virtual Mediascape: Materials, Senses and Beyond. Pameran ini mencoba mengajak penikmat seni memaknai kembali kemampuan indrawi secara mendalam.
Salah satu kurator Pameran Mediascape: Materials, Senses and Beyond, Evelyn Huang mengatakan Ultimate Space (2018) atau Ruang Pamungkas adalah karya yang berawal dari konsep arsitektur mengenai ruang di mana manusia bisa fokus pada kegiatan spiritual dan kreatif, bukan kegiatan bertahan hidup (rumah) atau praktik ekonomi (kantor).
Secara visual, karya ini terinspirasi dari ingatan dan pengalaman pribadi sang seniman akan Pulau Jeju di Korsel yang menjadi tempat ia lahir dan tumbuh. Cahaya merupakan unsur penting dalam karyanya sebagai cara untuk memaknai ruang dan memvisualisasikan detail yang tak terlihat.
“Dengan judul Ultimate Space-Pause, karya ini menawarkan refleksi di kala pandemi dan memberi ruang bagi audiens untuk berhenti sejenak, beristirahat dari lelahnya jiwa dan raga selama masa-masa sulit ini,” tuturnya.
Karya dengan nuansa yang tak kalah meditatif juga terlihat pada Madakaripura (2020). Karya ini berasal dari kolektif Tromarama yang digagas Febie Babyrose, Ruddy Hatumena, dan Herbert Hans sejak 2006. Dalam berkarya mereka secara konsisten merespons kebudayaan urban serta mengeksplorasi hubungan manusia dan teknologi, menggunakan medium seperti animasi, stop motion, instalasi video, hingga simulasi digital berbasis internet.
Dalam Madakaripura (2020), Tromarama mencoba mengajak pengalaman meditasi manusia yang kini termediasi oleh berbagai media (double meditation). Madakaripura (2020) adalah proyeksi digital yang merepresentasikan situs air terjun bersejarah di Probolinggo, Jawa Timur, dengan nama yang sama.
Double meditation dalam Madakaripura (2020), kata Evelyn, menstimulasi indra mata kita lewat air terjun dan indra pendengaran kita lewat suara. Audiens bisa melihat gambar yang meliuk dan bunyi-bunyian acak atau terdistorsi yang berasal dari perubahan data cuaca yang diperoleh secara realtime di internet.
“Kontemplasi adalah kata kunci di sini, dan terkait situs awal karya ini dipamerkan yaitu sebuah bangunan gereja Katolik yang sudah dialihfungsikan sebagai ruang pamer. Dengan membawa Madakaripura ke ruang galeri, audiens diajak untuk melihat galeri sebuah ruang alternatif untuk berkontemplasi tentang hal-hal di luar diri kita seper....
- Home
- Category
- POLKAM
- FOKUS
- EKONOMI
- MEGAPOLITAN
- OPINI
- SUARA ANDA
- NUSANTARA
- HUMANIORA
- INTERNASIONAL
- OLAHRAGA
- SELEBRITAS
- EDITORIAL
- PODIUM
- SELA
- EKONOMI DIGITAL
- PROPERTI
- KESEHATAN
- OTOMOTIF
- PUNGGAWA BUMI
- BELANJA
- JENDELA BUKU
- WAWANCARA
- TIFA
- PESONA
- MUDA
- IKON
- MEDIA ANAK
- TRAVELISTA
- KULINER
- CERPEN
- HIBURAN
- INTERMEZZO
- WEEKEND
- SEPAK BOLA
- KOLOM PAKAR
- GARDA NIRBAYA
- BULAKSUMUR
- ICON
- REKA CIPTA ITB
- SETARA BERDAYA
- EDSUS HUT RI
- EDSUS 2 TAHUN JOKOWI-AMIN
- UMKM GO DIGITAL
- TEKNOPOLIS
- EDSUS 3 TAHUN JOKOWI-AMIN
- PROMINEN
- E-Paper
- Subscription History
- Interests
- About Us
- Contact
- LightDark
© Copyright 2020
Media Indonesia Mobile & Apps.
All Rights Reserved.