OPINI

Membangun Kesetaraan Politik

Sel, 26 Jul 2022

ADA banyak ungkapan kecemasan dalam diri Surya Paloh ketika menyampaikan pandangannya mengenai situasi politik dan demokrasi Indonesia saat ini. Dalam sambutan pengukuhannya ketika menerima gelar doktor kehormatan di bidang sosial politik di Universitas Brawijaya, Malang, Surya Paloh menengarai bahwa meskipun Indonesia telah berubah sebagai negara demokratis, bentuk kekuasaan masih cenderung despotik; sebuah kondisi di mana kekuasaan mencengkeram dengan amat kuat institusi-institusi politik yang ada.

Kecemasan Surya Paloh memang beralasan jika kita baca argumen Don Murray dalam A Democracy of Despots (1995) yang menyebutkan bahwa pergerakan cerdik kaum despotik menyebar hampir pada setiap ranah politik. Pada bagian lain Surya Paloh juga mengungkapkan kecemasannya terhadap agenda Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang masih dihantui dan kental dengan polarisasi politik identitas.Dalam kata sambutannya, Surya Paloh mengatakan, alih-alih menjadi pendidikan politik, pemilu hanya menjadi ajang perselisihan dan konflik yang tak berujung dan berkesudahan. Pemilu dikhawatirkan tidak memberikan solusi fundamental terhadap masa depan bangsa dan negara, tetapi membuat bangsa ini lunglai hati dan pikir. Lemahnya cara berpikir solutif dari para penyelenggara negara, politikus, dan dunia usaha karena pekatnya polarisasi identitas menyebabkan terjadinya perang argumen yang tidak sehat dan cenderung melahirkan str....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement