KULINER

Mencicip Ramen Kolagen yang Kaya Nutrisi

Min, 20 Mar 2022

JIKA umumnya ramen yang dijual disajikan dengan kuah kari atau soyu, di Swiss-Belhotel Serpong, Banten, kini tersedia ramen dengan kuah kolagen yang masih jarang ditemui di Indonesia. Menu ramen bernama Tori Collagen Ramen tersebut menjadi salah satu menu masakan Jepang andalan di Swiss Cafe di hotel tersebut.
Disajikan dalam porsi yang tak terlalu besar, Tori Collagen Ramen memiliki tampilan yang menggugah selera. Ramen tersebut disajikan dengan beberapa topping khas, seperti pokcoy, jamur kuping, daun bawang, dan onsen tamago.
Dari segi rasa, ramen tersebut memiliki kuah yang lebih kental dan pekat jika dibandingkan dengan kuah ramen lainnya. Kuah kolagen pada Tori Collagen Ramen memiliki rasa gurih yang bercampur dengan rempah yang mendominasi keseluruhan rasa ramen.
Chef de Partie Swiss Cafe, Andri Michael, menjelaskan kuah kolagen pada ramen racikannya itu dibuat dari tulang dan daging ayam. Tulang dan daging ayam berkualitas tinggi tersebut dimasak dengan menggunakan api kecil dalam waktu yang tak sebentar.
“Sekitar delapan jam ayam tersebut dimasak untuk menghasilkan kaldu kolagen yang pekat dan menyerap semua sari-sari ayam tersebut dengan kuahnya,” ujar Andri, di Swiss Cafe, Serpong, Kamis, (17/3).
Bagi yang tak biasa memakan ramen yang pekat, kuah kolagen mungkin akan terasa asing ketika pertama kali dicicipi. Namun, rasa gurih dan aroma khas kaldu ayam yang kuat akan mulai memudar dan menjadi lebih ringan ketika kuah dan mi dinikmati bersamaan dengan seluruh toping ramen.
“Ramen dengan kuah kolagen bisa menjadi pilihan makanan lezat dan bernutrisi. Karena kita tahu kolagen memiliki banyak manfaat bagi tubuh, khususnya kulit. Dengan pengolahan dan teknik memasak yang tepat unsur kolagen dari ayam akan didapatkan dari makanan yang dibuat,” ujar Andri.
Tori Collagen Ramen disajikan tanpa rasa pedas sama sekali. Karena itu, bagi pecinta makanan pedas, disediakan pilihan penambah rasa pedas yakni bubuk cabai dan irisan cabai rawit hijau.
Selain Tori Collagen Ramen, juga terdapat opsi menu ramen lain di Swiss Cafe, yakni Tori Jigoku Ramen yang juga dibuat dari bahan baku uta­ma kaldu ayam. Bedanya, kaldu ayam ini tidak melalui proses panjang hingga menghasilkan kolagen. “Hal utama yang membedakannya dari Tori Collagen Ramen itu ialah karena kuahnya sudah pedas. Jadi tanpa ditambah cabai terpisah kuahnya sudah pedas,” ujar Andri.
Bagi pecinta makanan pedas yang tidak berlebihan dan tetap mengutamakan kenikmatan rasa, Tori Jigoku Ramen di Swiss Cafe dapat menjadi pilih­an yang tak mengecewakan. Cita rasa ramen yang gurih dengan pedas yang pas dan kaya akan topping membuat pengalaman makan ramen yang berkesan.
Tori Jigoku Ramen juga disajikan dengan topping berupa jamur kuping, pokcoy, daung bawang, dan onsen tamago atau telur setengah matang. Pemilihan onsen tamago sebagai jenis telur di kedua ramen itu membuat kuah juga akan menjadi lebih kental dan gurih.

Lengkap yang bukan Bento
Selain ramen, juga terdapat pilihan Teishoku yang merupakan lengkap khas Jepang yang umumnya berupa nasi, sup, dan beberapa jenis lauk seperti ayam, ikan, dan telur. Berbeda dengan bento yang merupakan menu lengkap dalam satu wadah bersekat, Teishoku disajikan dalam beberapa pi­ring yang terpisah.
Jenis Teishoku yang dihadirkan di Swiss Cafe ialah Chicken Shogayaki Teishoku. Ayam fillet yang digoreng dengan tepung renyah dan saus shogayaki menjadi lauk utama pada menu Teishoku tersebut.
Dijelaskan Andri, shogayaki merupakan saus yang terbuat dari beberapa bahan seperti kecap asin atau soyu, mirin, dan sake. Namun, karena shogayaki di Swiss Cafe merupakan menu halal, ia hanya menggunakan soyu, apple juice, dan jahe sebagai bahan baku saus.
“Yang paling penting untuk Shogayaki itu sebenarnya adalah jahe. Karena dia ini sebenarnya sama atau masih saudara dengan saus yakiniku dan terayaki, yang membedakan adalah tambahan shoga atau jahe,” ujarnya.
Saus shogayaki pada sajian tersebut dengan sensasi jahe yang sangat ringan sehingga tak mengganggu keseluruhan rasa. Sebagai pelengkap, juga dihadirkan lauk pendamping yakni miso soup, salad, dan omelet khas Jepang. Kehadiran lauk-lauk pendamping tersebut membuat keseluruhan rasa Chicken Shogayaki Teishoku jadi lebih variatif dan tak membosankan. Menu-menu masakan Jepang di Swiss Cafe Swiss-Belhotel Serpong dijual dengan kisaran harga antara Rp85 hingga 100 ribu.
Untuk minuman yang sayang dilewatkan adalah Coffee Mocktail, Golden Hour, dan Karomah. Kesegaran minuman-minuman tersebut dapat dinikmati dengan harga sekitar Rp35-Rp45 ribu.
Coffee Mocktail merupakan minuman berbahan espresso, jahe, dan jus lemon. Bagi yang belum mencoba bahan baku Coffee Mocktail tersebut mungkin akan terdengar aneh. Namun, tak disangka perpaduan rasa pahit espresso dengan kesegaran jus lemon dan kehangatan jahe menghasilkan minuman yang sangat menyegarkan dan menghadirkan sensasi unik di mulut.
Bagi yang ingin memimum minuman menyegarkan yang lebih familier, dapat mencoba Golden Hour. Minuman tersebut terbuat dari jus jeruk, air soda, sirup markisa, dan chia seeds.
Sementara itu, Karomah merupakan minuman spesial yang sengaja dihadirkan untuk menyambut bulan suci Ramadan. Minuman tersebut terbuat dari kurma yang diblender dengan susu dan sirup pandan. Dengan begitu, sajian ini sangat pas....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement