EKSPEDISI Muhibah Budaya Jalur Rempah diharapkan membuka kesadaran anak muda untuk menjaga potensi rempah dan sumber daya alam yang ada dari jajahan kolonialisme yang dialami nenek moyang bangsa ini. Kemendikbudristek dan KRI Dewaruci mengajak 160 anak muda berusia 17-24 tahun untuk bergabung berlayar menyusuri jalur rempah di Nusantara dalam Muhibah Budaya Jalur Rempah. "Berbicara Muhibah Budaya Jalur Rempah maka berbicara terkait sejarah dan berkenaan dengan kesadaran dan keberadaan sejarah yang melampaui abad serta sejarah kemunculan sebuah negara Indonesia," kata Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas Amih Alhumami saat melepas KRI Dewaruci di Pelabuhan Trikora, Tidore, Maluku Utara, Kamis (16/6).
Pada kesempatan yang sama, Perdana Menteri Kesultanan Ternate Haji Mahmud Zulkirom menilai bahwa Muhibah Budaya Jalur Rempah ini sebagai upaya bersama untuk tidak melupakan sejarah, terutama warisan rempah dan peninggalan bangunan sejarah lain yang tersisa hingga kini. "Maluku Utara adalah bagian dari perjalanan pusat rempah yang alhamdulillah sampai saat ini ternyata mendatangkan negara-negara Eropa yang tertarik. Dulu rempah yang dihasilkan dari Maluku Utara yang menarik bangsa Eropa pada waktu itu," kata Mahmud Zulkirom.
Rempah yang dihasilkan di Maluku Utara sangat banyak, mulai dari cokelat, kopi, cengkih, hingga yang paling terkenal ialah pala. Ini merupakan perjalanan yang panjang karena Maluku Ut....