WEEKEND

Nur Ali Suwandhi: Polisi Perawat Yatim

Min, 04 Apr 2021

SEBELUM menjadi polisi, Nur Ali Suwandhi merupakan santri di Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Jombang, Jawa Timur. Namun, kenangannya di pesantren tersebut tidak selalu ia banggakan karena ia memiliki kebiasaan berhutang di warung.

Di pesantren inilah ia mendapatkan julukan ‘Bon Ali’ karena memiliki kebiasaan suka berhutang di warung. Kebiasaan ini—akunya-- terpaksa ia lakukan untuk bertahan hidup lantaran ia berasal dari keluarga yang kurang berada. Begitu terkenalnya sebagai penghutang, ia dijuluki ‘Bon Ali’ oleh teman-temannya.

“Karena datang dari keluarga yang tidak mampu alias miskin, untuk tetap bisa makan saya sering berhutang atau ngebon di warung makan di daerah pondok. Hal inilah yang membuat teman-teman memanggil saya dengan sebutan ‘Bon Ali’,” cerita Ali saat menjadi narasumber dalam acara Kick Andy episode ‘Belajar Menghargai Kehidupan’, Minggu (4/4).

Lulus dari pesantren, pria kelahiran Malang, 1978 ini meminta restu kepada gurunya (kiainya) untuk mendaftar menjadi polisi. Ali mendapat dua amanah. “Amanahnya yang pertama, kalau mau jadi polisi itu yang Hubul wathon minal iman ‘cintai bangsa ini’. Yang kedua, kamu kalau mau jadi polisi itu, jadilah polisi yang bermanfaat,” kenangnya akan peristiwa di usia 19 tahun itu.

Pada 1998 itulah keinginan Ali sebagai polisi terwujud. Ia pun berusaha menjalankan amanah dari sang guru dengan cara menjalani kegiatan sosial. Pada 2008, sembari tetap menjalani profesi polisi, ia berhasil mendirikan rumah yatim piatu, yang ia beri nama ‘Rumah Singgah Bumi Damai’.

Ayah dua anak ini menanggung sendiri berbagai kebutuhan rumah singgahnya. Selain itu, ia juga mengajarkan pendidikan keilmuan dan moral kepada anak-anak asuhnya. “Di Rumah Singgah Bumi Damai sendiri, saya merawat anak-anak yatim piatu, fakir miskin, dan duafa. Belakangan saya juga merawat anak-anak yang orang tuanya mantan teroris,” jelasnya.

Tidak berhenti di situ, ia juga mendirikan sebuah Pondok Pesantren yang terletak di desa Pereng, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Pondok yang bernama Pesantren Al Fattah ini sengaja ia gratiskan terutama untuk anak-anak yatim dan duafa dari luar daerah yang ingin belajar ilmu agama. Pondok itu kini menampung sekitar 25 anak dari berbagai daerah.

Ali yang berpangkat bripka (brigadir polisi ketua) didukung penuh sang istri dalam berbagai kegiatan sosialnya, termasuk membantu pembangunan masjid di pelosok Gunung Kidul dan rutin menginisiasi berbagai kegiatan bakti sosial di berbagai daerah di Jateng-DIY.

Kabar tentang kedermawanan Bripka Ali ini pun sampai ke telinga Kepala Polisi Republik Indonesia, yang waktu itu masih dijabat oleh Tito Karnavian. Pada tahun 2018, Kapolri Tito Karnavian pun sempat mendatangi Bripka Ali dan bersinggah ke Rumah Singgah Bumi Dama....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement