SUATU hari, di penghujung 2017, seniman serbabisa yang tak lain ialah Butet Kartaredjasa (BK), menerima telepon. Kala itu dia sedang menyiapkan pameran tunggalnya di Galeri Nasional Indonesia (GNI) yang bertajuk Goro-Goro Bhinneka Keramik. Temannya sesama perupa, Ong Hari Wahyu dan Andy Eswe yang sedang bersamanya, diam mendengarkan obrolan Butet.
Seusai menerima telepon, Butet mengabarkan kepada mereka kalau lukisan keramiknya yang akan dipamerkan laku. Orang yang bicara di ujung telepon itulah yang membelinya.
“Nah piye, aku ming dodolan....