WEEKEND

Pelita di Lembah Kisol

Min, 04 Apr 2021

DENTANG lonceng itu datang dari sebuah kapel di bawah lembah Kisol, Kelurahan Tanah Rata, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Suaranya memecah keheningan hari yang masih gelap itu.

Seiring dentangnya yang berlanjut, kehidupan tampak segera bergeliat. Anak-anak lelaki bergegas memasuki kapel. Sejenak tidak ada suara lain selain kelesak-kelesik Alkitab yang dibuka perlahan. Namun, sekejap kemudian atmosfer semangat para pelajar muda langsung terasa. Bersama mereka menyanyikan lantunan doa. Khidmat, tapi bergelora.

Begitulah suasana awal hari di Seminari Pius XII Kisol yang merupakan sekolah pendidikan bagi calon rohaniwan Katolik setingkat SMP dan SMA. Diinisiasi pada 1955 oleh misionaris Serikat Sabda Allah (SVD) Pater Leo Perik dari Belanda, nama seminari itu diambil dari nama Paus Pius XII yang memberi izin pendirian nya. Sejak 1985, seminari itu kemudian dikelola oleh Keuskupan Ruteng.

Meski terletak jauh dari ibu kota negara, gaung seminari itu telah melintas Nusantara berkat para alumnusnya. Tidak saja telah mencetak ratusan frater dan bruder, seminari ini juga telah melahirkan sosok-sosok terdepan dalam profesinya, termasuk dalam dunia jurnalistik. Mereka di antaranya Direktur Pemberitaan Media Indonesia Gaudensius Suhardi, Presiden Direktur Metro TV Don Bosco Selamun, dan Direktur Utama Kompas TV Rikard Bagun. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate dan anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat Benny K Harman juga hasil didikan seminari itu.

Menilik tulisan Don Bosco Selamun dalam buku Kisol Kenangan dan Harapan, tidaklah mengherankan jika Seminari Pius XII Kisol melahirkan banyak daya muda untuk bangsa ini. Sama sekali bukan sekadar menjejali para siswa dengan kalimat- kalimat kitab ataupun mengedepankan hafalan dan angka dalam pelajaranpelajarannya, para pater di seminari ini juga merupakan sosok-sosok pendorong pikiran kritis.

Maka, jiwa-jiwa belia yang datang mencari ilmu ke lembah Kisol itu tak hanya pergi dengan langkah tegap karena iman, tapi juga dengan kecergasan pikiran. Ibarat pelita, demikianlah semina....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement