PEMERINTAH berupaya untuk mencari pembiayaan kreatif (creatif financing) guna membiayai proyek infrastruktur di Tanah Air di tengah kondisi defisit APBN. Terlebih, Kementerian Keuangan telah memastikan bahwa nilai defisit APBN tahun depan menjadi yang terbesar sepanjang sejarah masa transisi pemerintahan yakni mencapai Rp616,18 triliun atau 2,53% dari produk domestik bruto (PDB).
Kepala Subdirektorat Peraturan dan Pengembangan Kebijakan Pembiayaan Infrastruktur Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu, Lalu Taruna Anugerah, mengatakan secara umum rata-rata pemerintah di negara-negara ASEAN, hanya mampu menangani pendanaan 37% proyek infrastruktur. Sisanya, 73% memanfaatkan pembiayaan kreatif dengan dana investor.
"Ini rata-rata angka negara ASEAN. Untuk itu kita harus membuat investor tertarik mendanai proyek infrastruktur kita tapi juga menguntungkan. Karena swasta ....