PEMERINTAH Provinsi Nusa Tenggara Timur telah resmi memberlakukan tarif baru kunjungan wisatawan ke Pulau Komodo dan Pulau Padar di Taman Nasional Komodo. Dari semula Rp7.500 untuk wisatawan domestik dan Rp150.000 untuk wisatawan asing menjadi Rp3,75 juta per wisatawan per tahun. Jumlah wisatawan juga dibatasi hanya 200.000 orang per tahun.
Berikut wawancara jurnalis Palce Amalo dengan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat soal penaikan tarif tersebut.
Apa alasan pemerintah daerah ikut mengelola Taman Nasional Komodo?
Kita ingin menjaga ekosistem darat dua pulau itu dan laut sekitarnya supaya tidak terjadi lagi pengeboman ikan dan pencurian makanan komodo oleh orang-orang dari luar. Hasil riset dari beberapa kampus seperti IPB dan dari Bali menunjukkan nilai kekayaan di Pulau Komodo dan Pulau Padar serta perairan di sekitarnya Rp24 triliun. Itu perlu dijaga. Kalau tidak, makin lama makin habis.
Kemudian komodo itu binatang langka. Kalau tanya saya pribadi, maunya semuanya ditutup, tetapi itu kan tidak boleh, ada yang harus diberikan kepada masyarakat supaya bisa melihat bagaimana bentuk komodo.
Apa saja hasil riset dari para pakar?
Hasil riset menyebut daya dukung dan daya tampung dua pulau itu hanya 219.000 wisatawan per tahun. Jadi, kita kurangi menjadi maksimum 200.000 wisatawan per tahun.
Kita melakukan itu bukan untuk kepentingan ekonomi saja, tetapi kita mau menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia tidak seperti yang mereka bilang. Kami menjaga alam dan harta kami dengan cara kami mendesain melalui sebuah riset dan kami mengumumkan bahwa jumlah ini yang bisa ditampung atau boleh masuk. Kami jaga dari perusakan dan pencurian agar ekosistem di situ berkembang kembali.
Mengapa tiket dinaikkan jadi Rp3.750.000 per tahun?
Fasilitas-fasilitas pendukung harus terus dibenahi. Kita tahu bahwa anggaran untuk sebuah taman nasional itu tidak cukup. Lalu jumlah pengelola tempat indah seperti ini terbatas, kapal juga terbatas. Karena itu (penaikan harga tiket) agar pelaku pengeboman ikan bisa diantisipasi dengan anggaran yang cukup. Yang namanya konservasi itu tidak murah....
- Home
- Category
- POLKAM
- FOKUS
- EKONOMI
- MEGAPOLITAN
- OPINI
- SUARA ANDA
- NUSANTARA
- HUMANIORA
- INTERNASIONAL
- OLAHRAGA
- SELEBRITAS
- EDITORIAL
- PODIUM
- SELA
- EKONOMI DIGITAL
- PROPERTI
- KESEHATAN
- OTOMOTIF
- PUNGGAWA BUMI
- BELANJA
- JENDELA BUKU
- WAWANCARA
- TIFA
- PESONA
- MUDA
- IKON
- MEDIA ANAK
- TRAVELISTA
- KULINER
- CERPEN
- HIBURAN
- INTERMEZZO
- WEEKEND
- SEPAK BOLA
- KOLOM PAKAR
- GARDA NIRBAYA
- BULAKSUMUR
- ICON
- REKA CIPTA ITB
- SETARA BERDAYA
- EDSUS HUT RI
- EDSUS 2 TAHUN JOKOWI-AMIN
- UMKM GO DIGITAL
- TEKNOPOLIS
- EDSUS 3 TAHUN JOKOWI-AMIN
- PROMINEN
- E-Paper
- Subscription History
- Interests
- About Us
- Contact
- LightDark
© Copyright 2020
Media Indonesia Mobile & Apps.
All Rights Reserved.