WEEKEND

Penyediaaan air berbasis masyarakat

Min, 18 Des 2022

KEHIDUPAN warga di Mekar Jaya, Angsana, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, bisa terbagi menjadi dua periodisasi. Sebelum 2016, warga harus berjalan jauh ke titik sumber air, yang hanya terdapat di tiga lokasi, dari hasil galian.
Kesulitan mereka kian bertambah saat kemarau. Warga sudah harus ­berangkat ke sumber air sejak dini hari pukul 03.00 dan air yang di­dapatkan pun kerap keruh.
Pilihan untuk membeli air dirasa sangat memberatkan pula, dengan harga Rp70 ribu untuk 20 liter. Kelang­kaan air membuat sanitasi sangat tidak layak karena banyak warga memilih buang hajat di ladang.
Kondisi itu mendorong salah satu petani transmigran di Mekar Jaya, M Soli, mencari informasi soal bantuan penyediaan air bersih. Soli yang juga menjabat ketua rukun tetangga (RT), kemudian mendapat informasi mengenai Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Pada 2017, Desa ­Mekar Jaya akhirnya mendapat program ­Pamsimas 3. “Saat awal, terba­ngun sekitar sa­tu sumber pe­­nampungan air yang menampung 24 ribu kubik air, pipanisasi, dan pada tahap awal baru ter­pasang 20 saluran rumah (SR). Namun, karena air bersih oleh warga itu sangat dibutuhkan, kami pun semua bergotong royong untuk menambah jumlah pipanisasi. Dua bulan berselang, mencapai 80 saluran rumah,” kata pria yang juga menjadi pengelola akses air Pamsimas Mekar Jaya.
Untuk menggunakan air, warga dikenai iuran. Kini, ada tiga tandon air dari program Pamsimas di Mekar Jaya yang berada di RT 5, RT 8, dan RT 12. Ketiga tandon itu membutuhkan proses panjang, hasil dari penge­lolaan yang cermat.
“Manfaat Pamsimas ini cukup luar biasa. Hasilnya ya tingkat kesehatan warga meningkat, anak-anak juga bisa jadi lebih fokus ­belajar di sekolah karena sudah tidak bingung lagi kalau mau berangkat bisa mandi, dulu tidak. Secara ekonomi juga meningkat. Ibu-ibu bisa menanam sayuran di ­pekarangan. Ada juga yang buka jasa binatu, ­kolam ikan,” tambah Soli.
Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Diana Kusumastuti, yang juga hadir di Kick Andy, menambahkan, dalam Pamsimas warga menjadi aktor utama dalam perencanaan, pelaksanaan, hingga kontrol.
“Pada 2024 ini, akses air bersih diproyeksikan seratus persen kebutuhan pelayanan air minum dan air bersih, kami harus mengupayakan masyarakat bisa mendapatkan akses. Pamsimas ini fokusnya di perdesaan,” kata Diana.
Bagi warga yang hendak meng­ajukan program Pamsimas, salah satu syarat dasar yang harus dipenuhi ialah di desa mereka ada sumber air baku.
“Jadi kontribusinya biasanya ialah APBN 70%, APBD 10%, dan warga 20%. Pengelolaan diserahkan kepada warga sampai ­pemeliharaan airnya berkelanjutan.” Melalui ­program Pamsimas, per 2022 ini sudah ada 36 ribu desa, 4,4 juta saluran rumah, dan 24,7 juta jiwa yang terakses air ....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement