INTERNASIONAL

PM Bangladesh Tinggalkan Negeri

Sel, 06 Agu 2024

PERDANA Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengundurkan diri, kemarin, setelah berminggu- minggu demonstrasi antipemerintah yang mematikan melanda negara Asia Selatan tersebut.

Pengumuman dari Kepala Angkatan Darat Waker-Uz-Zaman itu muncul setelah para pengunjuk rasa menyerbu kediaman resmi perdana menteri di ibu kota Dhaka.

Sejumlah gambar menunjukkan api mengepul dari kendaraan-kendaraan di dekat rumah Hasina. Polisi pun tidak dapat menahan kerumunan orang yang menyerbu ke arah lingkungan tersebut.

Sebelumnya, pada hari itu militer dan polisi menyerang para demonstran yang berunjuk rasa di daerah tersebut, menurut seorang reporter CNN yang bekerja di Dhaka. Dikabarkan juga bahwa Hasina meninggalkan Dhaka dengan helikopter militer di tengah kekerasan yang meluas.

Dalam laporan terbaru dari media lokal Bangladesh, perempuan berusia 76 tahun itu telah berangkat ke India.

Namun, belum ada konfirmasi resmi tentang kepergian Hasina itu. Kantor media Prothom Alo mengatakan bahwa helikopter militer Hasina lepas landas dari Bangabhaban, kediaman resmi Presiden Bangladesh, pada pukul 02.30 waktu setempat, kemarin.

Prothom Alo melaporkan itu dengan mengutip sumber yang mengeklaim bahwa Perdana Menteri Bangladesh berangkat ke Benggala Barat di India dengan helikopter. Ia ditemani oleh adik perempuannya, Sheikh Rehana.

Sementara itu, para pengunjuk rasa memaksa membuka gerbang Gono Bhaban dan memasuki kediaman perdana menteri sekitar pukul 15.00 waktu setempat.

The Daily Star melaporkan ribuan orang mengikuti program Pawai ke Dhaka dari Gerakan Mahasiswa Antidiskriminasi di Bundaran Mirpur 10 dan bergerak menuju Farmgate.

Panglima Angkatan Darat Jenderal Waker-Uz-Zaman yang diminta menyampaikan pidato di televisi ternyata diundur. Demikian disampaikan Hubungan Masyarakat AntarLayanan (ISPR) dilansir media Bangladesh, The Daily Star.

Sebelumnya, pada 3 Agustus Gerakan Mahasiswa Antidiskriminasi mengumumkan satu poin tuntutan agar Hasina dan anggota kabinetnya mengundurkan diri. Nahid Islam, salah satu penyelenggara utama, mengumumkan tuntutan tersebut pada rapat umum di Central Shaheed Minar.

Pengumuman Gerakan Mahasiswa Antidiskriminasi muncul setelah PM Bangladesh Hasina mendesak para mahasiswa yang melakukan agitasi untuk duduk bersamanya di Gono Bhaban untuk mengakhiri kekerasan yang berfokus pada protes reformasi kuota. “Pintu Gono Bhaban terbuka. Saya ingin duduk bersama para mahasiswa yang melakukan kerusuhan dan mendengarkan mereka. Saya ingin tidak ada konflik,” katanya.

Hal tersebut disampaikannya dalam pertemuan dengan pimpinan pusat Paroki Peshajibi Somonnoy atau Dewan Koordinasi Profesi di Gono Bhaban pada Sabtu (3/8). Sementara itu, Gerakan Mahasiswa Antidiskriminasi mengumumkan unjuk rasa bernama Pawai ke Dhaka untuk menyampaikan satu tuntutan, yaitu pengunduran diri pemerintahan pimpinan Sheikh Hasina.

Mereka mendesak pelajar dan masyarakat di seluruh negeri untuk berpartisipasi dalam Pawai ke Dhaka. Tiga koordinator gerakan itu, yakni Asif Mahmud, Sarjis Alam, dan Abu Baker Majumder, mengonfirmasi demonstrasi mereka.

Awalnya, Pawai ke Dhaka dijadwalkan berlangsung pada hari ini. Namun, kemudian aksi tersebut dijadwal ulang pada kemarin.

Setelah krisis yang semakin meluas, Bangladesh mengumumkan penutupan kantorkantor pemerintah dan swasta, termasuk bank, selama tiga hari. Para mahasiswa menjadwalkan perjalanan panjang kemarin sehingga berpotensi bertabrakan dengan kelompok pro pemerintah.


Kampanye nonkooperatif

Gelombang protes baru terjadi ketika para demonstran hanya mengajukan satu tuntutan, yakni pengunduran diri Hasina dan anggota kabinetnya.

Pada saat yang sama, mereka juga memprakarsai kampanye nonkooperatif berupa ajakan kepada masyarakat untuk tidak membayar pajak dan pekerja migran tidak mengirimkan uang ke kampung halaman mereka melalui sistem perbankan.

Setidaknya 93 orang dilaporkan tewas ketika gelombang kekerasan baru melanda Bangladesh pada Minggu (4/8). Lebih dari ribuan orang terluka, banyak di antaranya terkena peluru. Namun, lebih dari 300 kematian dilaporkan sejak kerusuhan dimulai pada Juli lalu.

Situasi di Bangladesh menjadi lebih tegang setelah anggota Liga Awami yang berkuasa turun ke jalan untuk meredam demonstrasi antipemerintah sehingga mengubah keadaan menjadi kekerasan. Protes di Bangladesh meletus karena tuntutan reformasi sistem kuota yang mencadangkan pekerjaan pegawai negeri untuk kelompok tertentu, termasuk keturunan veteran perang pada 1971.

Kerusuhan meningkat setelah para mahasiswa menentang kebijakan baru yang mengalokasikan pekerjaan pemerintah kepada keturunan pejuang kemerdekaan yang berujung pada kekerasan, termasuk serangan terhadap kantor pusat televisi pemerintah dan kantor polisi di Dhaka.

Channel 24 Bangladesh menyiarkan gambar kerumunan orang yang berlarian ke kediaman resmi perdana menteri di ibu kota sambil melambaikan tangan ke kamera saat mereka merayakannya.

Visual yang disiarkan di saluran TV Bangladesh menunjukkan pengunjuk rasa menyerbu istana Hasina, membalikkan perabotan, menghancurkan panel kaca pintu, dan membawa buku serta barang-barang lain, termasuk ayam hidup. Ketidakpastian yang muncul di Bangladesh itu menyebabkan kekuasaan di ambang pengambilalihan militer. Sumber-sumber di Dhaka mengindikasikan bahwa pemerintahan militer sementara akan segera dibentuk.

Situasi berubah menjadi kekerasan sejak 16 Juli dengan bentrokan antara mahasiswa pengunjuk rasa, pasukan keamanan, dan aktivis pro pemerintah.

Pemerintah menanggapi dengan gas air mata, peluru karet, dan memberlakukan jam malam dengan perintah tembak di tempat sambil memutus akses internet dan data seluler.

Meskipun Mahkamah Agung turun tangan untuk mengurangi kuota veteran menjadi 5% dengan 93% dialokasikan berdasarkan prestasi dan 2% sisanya untuk etnik minoritas, individu transgender, dan penyandang disabilitas,....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement