HUMANIORA

Puisi sebagai Terapi saat Pandemi

Sab, 30 Okt 2021

‘HARI-hariku terbuat dari inna lillahi’, begitu tulis penyair Joko Pinurbo dalam salah satu puisinya. Sajak yang ditulis pada Juni 2021 itu, menurut Saras Dewi, dosen filsafat di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, mampu menerjemahkan bagaimana situasi genting pandemi ketika pesan yang mampir di saluran perpesanan saat itu selalu diawali dengan kalimat turut berdukacita.

Saras melihat karya sastra yang muncul di tengah pandemi, seperti puisi Joko Pinurbo, itu mampu menyampaikan secara kreatif tentang situasi yang tengah berlangsung. Puisi, kata Saras, bisa membahasakan suatu keadaan absurd sehingga bisa dipahami.

“Saya berusaha mencermati operasi bahasa pada masa pandemi ini. Di masa pandemi ini, khususnya peran bahasa atau puisi, paling tidak berusaha menyampaikan yang tidak kita pahami. Tujuan dari penggunaan bahasa puisi selain membahasakan yang faktual, tetapi faktualitasnya itu menggunakan sisi kreatif. Bagaimana menyampaikan dengan cara-cara tertentu sehingga menampilkan yang menunjukkan baik itu dirinya atau apa yang ia rasakan,” kata Saras dalam acara Gelar Wicara Cerpen dan Puisi Media Indonesia dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda dan B....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement