KEPALA Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) Kota Malang, Donny Sandito Widoyoko, menyebut mayoritas balita yang mengalami stunting atau tengkes di Kota Malang, Jawa Timur, disebabkan oleh paparan rokok.
Celakanya, kebanyakan balita itu dari keluarga tidak mampu. “Paparan rokok cukup tinggi,” tegasnya, kemarin.
Hal tersebut berdasarkan hasil audit stunting Kota Malang. Dari empat faktor utama penyebab tengkes, paparan rokok pasif menempati urutan pertama sebanyak 93,8% diikuti aktivitas buang air besar sembarangan 36%, balita tidak menerima ASI eksklusif 28,4%, dan riwayat kehamilan ibu dengan kekurangan energi kronis 16,9%.
Sementara itu, Bupati Tuban Budi Wiyana meminta semua pihak turut aktif dalam upaya percepatan penanganan tengkes di wilayahnya. Terbukti, angka tengkes mengalami penurunan 7,1% dari 24,9% pada 2022, menjadi 17,8% di 2023.
Pemkab juga berencana menggelar kegiatan internalisasi pengasuhan balita untuk percepatan penurunan stunting. Kolaborasi ini akan dilakukan antara Badan Kependudukan, dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Tuban. “Sehingga penurunan angka stuntingbisa kita lakukan kembali di tahun ini,” ujar Budi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur, Karolina Tahun, juga menyampaikan penurunan jumlah balita stunting per Februari 2024 ke angka 7.855 orang atau 20,2%. Sebelumnya, sesuai hasil aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) pada Agustus 2023 angka balita stunting sebanyak 8.924 orang atau 22,3%.
Di sisi lain, Pemkot Solo, Jawa Tengah, menerima dana hibah dari Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) sebesar Rp3,5 miliar untuk penanganan stunting pada bulan ini. Dana itu akan dimanfaatkan untuk pembuatan makanan sehat bagi 900 anak berusia di bawah 2 tahun dan ibu hamil berisiko lewat program Dapur Sehat Atasi Stunting yang tersebar di 54 kelurahan.
“Ya kalau berbicara penuntasan kasus stunting di Kota Solo dana hibah dari UEA itu ya masih kurang. Karena hanya cukup untuk 900-an bagi anak dan ibu hamil dari kebutuhan total untuk sekitar 5.000-an warga yang berisiko stunting,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kot....