SERIAL drama survival Korea Selatan, Squid Game, menjadi yang terpopuler di Netflix. Pada bulan pertama sejak pemutarannya pada pertengahan September lalu, serial itu telah ditonton kurang lebih 140 juta orang di seluruh dunia. Sejumlah media Amerika Serikat menyebut dengan ongkos produksi sebesar US$21 juta (sekitar Rp300 miliar), Netflix meraup untung hingga US$900 juta (sekitar Rp12,5 triliun) dari pertumbuhan pelanggan dan meroketnya harga saham perusahaan.
Kilau kesuksesan itu sebenarnya berbanding terbalik dengan realitas muram yang menjadi inti serial tersebut. Persoalan utang dan jurang kesenjangan di Korea yang begitu menganga menjadi ide dasar sang sutradara Hwang Dong-hyuk mengangkat persoalan itu ke dalam karyanya. Sama seperti halnya Parasite, film Korea peraih Piala Oscar tahun lalu, yang mengangkat masalah ketimpangan yang jomplang di 'Negeri Ginseng'. Ketika Parasite dikemas sebagai drama rumah tangga, Squid Game divisualkan dalam bentuk drama survival.
Inti ceritanya berpusat pada sejumlah orang yang terlilit oleh utang dan persoalan finansial lainnya di Korea. Untuk lepas dari persoalan tersebut, mereka mengikuti sebuah lomba/permainan untuk mendapatkan hadiah sekitar US$38 juta (Rp532 miliar). Namun, uang tersebut hanya untuk satu pemenang di akhir permainan. Sementara itu, ratusan peserta lainnya mesti berusaha sekuat tenaga bertahan jika tak ingin tereliminasi atau mati. Drama survival yang dikemas secara brutal itu merupakan satire atas realitas kehidupan ke....