TIGA gerobak dengan logo kopi yang sama terparkir di pinggiran Jalan Juanda, Jakarta Pusat. Sementara itu, sang penjaja sedang bercengkerama sembari tetap memantau apakah ada pembeli yang mendekat. Biasanya mereka berkeliling menjajakan dagangan yang ada di dalam gerobak dingin itu dengan bantuan sepeda. Namun, kini gelombang kopi gerobak keliling semakin merebak, mulai banyak nama-nama lain penjaja kopi dengan konsep serupa yang bisa ditemukan di pinggir-pinggir Jabodetabek.
Kopi gerobak yang kerap disebut starling kekinian itu mencoba mendekatkan kopi yang ada di kedai kepada khalayak. Dengan harga berkisar Rp8 ribu-Rp10 ribu, kopi starling kekinian pun tenar. Rasanya, bisa dibilang layak untuk harga yang rerata tak mencapai Rp15 ribu. Itu menjadi pilihan bagi para pekerja kantoran saat istirahat jam makan siang atau ketika berangkat kerja. Rupanya banyak juga yang tergelitik untuk tahu bagaimana bisa menjual dengan harga yang terjangkau ketimbang kedai kopi pada umumnya. Biji kopi seperti apa yang digunakan atau ada produk substitusi untuk membuat harganya ramah kantong banyak orang?
Asesor dan trainer barista Harianto menjelaskan pada dasarnya ada banyak komponen yang digunakan sebagai pendekatan bisnis kopi gerobak keliling kekinian. Secara kualitas, memang variatif, ada yang lumayan oke, ada juga yang pakai kopi biasa. Namun, Harianto mengatakan ada berbagai cara untuk menurunkan biaya produksi, salah satunya menggunakan kopi yang secara....