DALAM waktu yang tidak lama, bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve, diprediksi melonggarkan kebijakan moneternya dengan menurunkan Fed fund rate (FFR) sebesar 25-50 basis poin. Ekspektasi tersebut membuka ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk memangkas suku bunga acuan yang saat ini di posisi 6,25%.
Penurunan BI rate pada gilirannya bisa turut menyelamatkan perekonomian, baik dari sisi masyarakat sebagai konsumen maupun sektor riil selaku penyedia barang dan jasa. Dengan suku bunga yang lebih rendah, kredit konsumtif bakal naik, demikian pula kredit usaha.
Menurut ekonom senior Ryan Kiryanto, beberapa pertimbangan untuk BI menurunkan suku bunga acuannya menjadi 6% sudah banyak terlihat. Salah satunya pemutusan hak kerja (PHK) yang terus bertambah seiring dengan purchasing managers index (PMI) manufaktur yang berkontraksi atau menyusut. Pun, terjadinya deflasi selama empat bulan berturut-turut.