NUSANTARA

Sumija, Generasi Kedua Penjaga Resep Bubur Sup Ayam

Rab, 30 Mar 2022

INGIN merasakan bubur dan gurihnya kuah sup dalam satu suapan? Kuliner bubur sup ayam bisa dicoba. Seperti bubur pada umumnya, bubur sup ayam juga dibuat dari beras yang dimasak lebih encer dari nasi lalu ditaburi irisan kol, soun, dan kedelai goreng.

Ada pula irisan tomat, irisan kentang rebus, dan taburan bawang goreng. Setelah itu disiram kuah sup yang bening dan panas. Sebagai pelengkap, ditambahkan kecap dan sedikit tauco hingga mengeluarkan aroma khas bubur sup ayam Cirebon.

Sumija, 60, salah satu penjual bubur sup ayam khas Cirebon, merupakan generasi kedua penjual bubur sup ayam yang berjualan di ruas Jalan Lawanggada, Kota Cirebon.

Buka mulai sore hingga malam, Sumija mengaku sudah memiliki langganan tetap yang menyukai bubur sup ayam buatannya. “Banyak yang dari luar kota berlibur ke Cirebon dan membeli bubur sup ayam ini,” tutur Sumija.

Orang-orang tersebut, menurut Sumija, sebenarnya orang Cirebon yang sudah bekerja di luar kota dan kangen dengan bubur sup ayam buatannya, yang resepnya berasal dari orangtuanya.

Memiliki rasa gurih yang khas membuat orang selalu kangen untuk terus mencoba bubur sup ayam Cirebon. Harganya pun terjangkau. Sumija menjual satu mangkuk bubur sup ayam seharga Rp12 ribu. Kalau memesan setengah porsi, dihargai Rp10 ribu. “Hanya buburnya saja yang dikurangi, sedangkan taburannya tetap sama,” tutur Sumija.

Sebelum pandemi covid-19 menyerang, Sumija mengaku bisa menghabiskan lebih dari 3 kilogram beras untuk membuat bubur dengan omzet sekitar Rp900 ribu per malam.

Namun, seiring dengan merebaknya pandemi covid-19, Sumija mengaku bisa menghabiskan 1,5 kilogram beras saja sudah bersyukur.

“Yang penting sekarang cukup untuk makan,” tuturnya.

Dulunya Sumija bukanlah penjual bubur sup ayam. Sempat menjadi sopir angkutan, Sumija akhirnya memutuskan untuk meneruskan usaha sang ayah.

Gak ada lagi yang meneruskan usaha ini, satusatunya ya saya,” tuturnya.

Bagi Sumija, meneruskan usaha kuliner bubur sup ayam dari sang ayah merupakan upaya untuk melestarikan kuliner khas Cirebon. Sumija tidak ingin kuliner khas Cirebon tersebut menjadi sulit untuk didapatkan. “Jadi saya memilih untuk meneruskan usaha kuliner ini,” tutur Sumija.

Dijelaskan Sumija, dulu sang ayah mengawali berjualan bubur di kawasan pesisir Cirebon pada pagi hari. Bubur sup ayam buatan ayahnya laku dibeli nelayannelayan pesisir Cirebon yang hendak melaut.

Kini, selain berharap bubur sup ayam buatannya tetap laku, Sumija juga berharap jenis makanan ini tetap lestari di tengah-tengah terjangan makanan dari luar negeri.

Bagi Sumija, cita rasa makanan Indonesia khususnya bubur sup ayam khas Cirebon tidak kalah dengan makanan dari luar negeri.

“Bahkan lebih kaya rempah dan menyegarkan di badan,” tuturnya.

Sumija juga ingin orang-orang yang berwenang, seperti pejabat pemerintah, menyajikan bubur sup ayam sebagai hidangan saat melakukan jamuan makan dengan tamu. Saat ini yang lebih sering disajikan saat jamuan ialah empal gentong. Diharapkan dengan begitu lebih banyak lagi orang yang bisa mencicipi cita rasa gurih dan segarnya bubur sup ayam khas Ci....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement