WEEKEND

Tradisi Sadran di Pagerotan

Min, 16 Apr 2023

SECARA umum, masyarakat Jawa mengenal tradisi sadran sebagai satu laku ritual dengan menziarahi tempat yang dikeramatkan, misalnya makam. Begitu menurut Timothy Daniels dalam Islamic Spectrum in Java (2009). Punden yang dipercaya menjadi cikal bakal desa oleh masyarakat
tempatan dijadikan sebagai titik temu para peziarah. Sadran menjadi praktik budaya kolektif yang masih dijadikan leluri oleh masyarakat Jawa.

Tidak hanya dikenal sebagai sadran, tradisi ini juga mempunyai beragam nama dengan ritual serupa. Di Bojonegoro dan Nganjuk, misalnya, sadran dikenal sebagai sedekah bumi. Masyarakat Banyumas menyebutnya dengan jaro rajab ritual. Masyarakat Wonosobo lebih sering mengenalnya sebagai tenongan.

Bagi masyarakat Dusun Pagerotan di Kabupaten Wonosobo, ada hal yang tak kalah penting di samping upaya mencari penghidupan, yakni melakukan refl eksi terhadap perputaran kehidupan yang telah berlangsung sejak lama. Di sana, tradisi sadran atau tenongan, sebuah upacara peringatan yang ditujukan bagi nenek moyang, masih sintas. Sekaligus perjamuan sebagai ungkapan rasa syukur atas berkat kehidupan dari Yang
Mahakuasa. Meski diterpa godaan pragmatisme dan modernitas, sadran masih teguh berjala....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement