TEKNOPOLIS

World App, Paradoks antara Teknologi, Literasi, dan Otoritas Data Warga

Min, 25 Mei 2025

ANTREAN mengular di salah satu kios pasar modern bilangan Tangerang membuat banyak mata pengendara yang melintas sontak menengok bahkan memperlambat laju kendaraan. Semata ingin mencari tahu penyebab keramaian yang kerap terjadi setiap pagi. Namunmemang tak tampak aktivitas apa yang terjadi karena hanya punggung orang-orang yang terlihat.

Rupanya aktivitas seperti itu terjadi juga di beberapa wilayah Indonesia dan jawabannya karena kemunculan platform digital bernama World App besutan perusahaan teknologi Tools For Humanity (TFH). Prosedurnya dimulai dengan masyarakat diminta membuat akun pada World App. Salah satu proses awalnya dengan melakukan pemindaian bagian iris mata yang dilakukan di outlet mereka, sebarannya wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi (Jadetabek)dan Bandung. Mereka pun diimingi pemberian uang sebesar Rp800 ribu setelah berhasil mendaftar atau membuat akun.

Iming-iming jumlah uang yang cukup besar serta proses pemindaian dan pendaftaran yang singkat tak lebih dari 30 menit membuat banyak masyarakat tertarik. Sampai saat ini, tercatat ada sekitar 500 ribu masyarakat yang telah melakukan pemindaian iris mata. Hal itu lantas menjadi perhatian banyak pihak karena ada bahaya yang mengintai di balik proses pemindaian iris mata. Ada data biometrik masyarakat yang diambil dan nilainya tentu tak sebanding dengan imbalan Rp800 ribu, tentu akan banyak kemungkinan buruk dari hal itu, salah satunya penyalahgunaan data pribadi.

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement