TEKNOLOGI imersif menciptakan pengalaman yang berbeda dengan menggabungkan dunia nyata dengan realitas digital. Teknologi itu menciptakan pengalaman simulasi yang dapat dirasakan penggunanya sebagai sesuatu yang nyata. Beberapa teknologi imersif yang kini kita kenal di antaranya realitas virtual (VR/virtual reality), realitas tertambah (AR/augmented reality), dan realitas campuran (mixed reality). Terobosan lain dalam teknologi imersif itu ialah munculnya realitas terkembang (XR/extended reality), yang dalam beberapa waktu belakang juga banyak digunakan di industri sinema.
Jika menelusur jauh ke belakang, bisa disebut cikal bakal berkembangnya teknologi imersif yang kini banyak dimanfaatkan di dunia gim dan hiburan ialah Sensorama yang diciptakan sineas Morton Heilig. Itu sebuah pengalaman menonton film yang juga dilengkapi dengan pengalaman sensori. Medio 1956-1957, Heilig menciptakan VR pertama. Dari sebuah bilik film yang menggabungkan 3D, video berwarna menggunakan teknologi stereoskopis yang ditemukan Sir Charles Wheatstone, dipadukan dengan audio, bau, dan kursi yang bergetar untuk memberikan pengalaman imersif penonton ke dalam film.
Berlanjut pada 1960-an, ilmuwan komputer Ivan Sutherland mempresentasikan makalah yang menguraikan konsep tentang ultimate display, sebuah dunia virtual yang begitu realistis sehingga pengguna tidak akan dapat membedakannya dari kenyataan. Itu secara luas dianggap sebagai cetak biru untuk VR modern seperti yang kita kenal saat ini. Pada 1968, Sutherland menciptakan headset AR pertama yang dinamai The Sword of Damocles. Headset ini menampilkan grafik yang dihasilkan komputer guna meningkatkan persepsi pengguna tentang dunia. Itu merupakan pendahulu pada per....