TERKUAKNYA grup bernama Fantasi Sedarah atau inses di platform media sosial Facebook membuka tabir bahwa perlindungan terhadap moral dan hak asasi manusia di ruang digital masih sangat minimal. Negara dan platform media sosial mestinya bertanggung jawab dalam upaya tersebut.
"Dibutuhkan sistem digital yang proaktif, adaptif, dan kolaboratif. Pemerintah bertindak tegas dan melindungi, platform bertanggung jawab dan transparan, masyarakat berdaya dan berani bersuara," kata pengamat sosial Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, saat dihubungi, kemarin.
Menurutnya, langkah pemerintah tak cukup hanya dengan memblokir grup. Pemerintah mesti menginisiasi operasi pembersihan konten bekerja sama dengan platform digital. "Platform juga wajib menyediakan jalur koordinasi cepat dengan pemerintah untuk membuka data pelaku....