DUA negara superpower, Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, kini tengah menghadapi tekanan ekonomi yang amat berat. Resesi ekonomi akhirnya menghantam AS setelah mencatatkan pertumbuhan negatif dua kali berturut-turut selama dua kuartal di tahun yang sama. Tekanan ekonomi juga dihadapi Tiongkok akibat pertumbuhan ekonomi mereka mengalami penurunan 0,4% dari pertumbuhan kuartal sebelumnya sebesar 2,5%.
Memburuknya ekonomi di AS, Eropa, dan Tiongkok itu merupakan dampak langsung krisis pangan dan energi akibat konflik geopolitik Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan. Kenaikan inflasi global mendorong meningkatnya suku bunga acuan terutama di negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS). Kebijakan bank sentral AS The Fed untuk menjaga likuiditas dan menaikkan suku bunga acuan akhirnya menyebabkan capital outflow di beberapa negara berkembang, termasuk menyebabkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Presiden Jokowi dalam acara Silaturahim Nasional Peringatan Hari Ulang Tahun Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat menjelaskan bahwa saat ini situasi ekonomi dunia sedang berada pada posisi yang sulit, Jumat (5/8). Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dana Moneter Internasional (IMF), hingga Bank Dunia memprediksi akan ada 60 negara yang mengalami ekonomi ambruk....