PADA 2015, Dessy Nur Anisa Rahma tengah menempuh studi magisternya di ITB, dengan fokus kewirausahaan kreatif dan budaya. Di sela kuliahnya, ia mencoba membuat tas laptop dari karung goni dan sulaman. Teman-temannya di kampus ternyata tertarik dan ingin mengoleksi produk yang digunakan Dessy.
Dessy akhirnya membuat sekitar tiga tas laptop dengan modal Rp300 ribu. Dari situ ia mencoba mulai menyeriusi bisnisnya, termasuk membuat berbagai produk lain, seperti tempat pensil. Produk-produk yang dibuatnya itu kemudian ia pajang di Instagram.
“Saat 2015, Instagram masih sepi penggunanya. Jadi, ya, pasarnya juga terbatas. Dulu juga sudah ada lokapasar digital, tapi kayaknya spesifikasinya lebih ke produk-produk otomotif. Jarang ada produk fesyen. Jadi, fokus di Instagram,” kata Dessy kepada Media Indonesia