PERJUANGAN warga pengguna kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek tak pernah mudah. Setiap pagi mereka mesti berjibaku berebut ruang dan waktu, bahkan bertukar peluh dengan sesama pengguna kereta komuter demi menuju tempat kerja, ruang kuliah, dan aktivitas lainnya. Begitu pun sore harinya, mereka kembali harus berjuang untuk perjalanan pulang.
Terlebih di bulan puasa ini, setelah pandemi covid-19 melandai, aktivitas luar ruangan semakin ramai. Jam berangkat dan pulang kerja selalu padat akan warga yang menggunakan kereta. Stasiun dan kereta yang penuh setiap hari membuat tidak sedikit para pengguna KRL, atau biasa disebut anak kereta (anker), mengeluh.
Salah satunya Ela, 27, warga Jakarta Barat yang biasa menggunakan KRL untuk sampai ke tempat kerjanya di Jakarta Pusat. Ia mengaku memilih memanfaatkan K....