Pesatnya perkembangan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan diyakini dapat membuka era baru dalam dunia seni. Alih-alih ancaman, AI dapat berfungsi sebagai mitra kreatif bagi seniman.
Saat ini, terdapat berbagai platform atau aplikasi AI yang berkaitan dengan kesenian. Umpama, DeepDream oleh Google dapat menggunakan jaringan saraf untuk menginterpretasikan dan menghasilkan gambar seni dari foto. Ada pula DALL-E dari OpenAI yang mampu menghasilkan gambar dari deskripsi teks. Desainer dan creative director asal Brunei Darussalam, Liyana Hanif, menilai AI telah mengubah sifat dasar dari proses kreativitas manusia. Akan tetapi, ia menegaskan AI tidak akan menggantikan manusia seutuhnya. Sejauh ini, manusia masih menjadi aktor utama dalam industri kreatif. "Buktinya Photoshop belum menggantikan penggunaan kamera. Orang-orang masih memainkan musik dengan alat musik tradisional, tidak hanya pada komputer," kata Liyana dalam acara ASEAN-Korea Innovative Culture Forum di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (15/11).
Menurutnya, teknologi memberi manusia kesempatan untuk mengembangkan proses kreatif. Jika sudah terbiasa dengan alat-alat AI, seperti ChatGPT, DeepDream, DALL-E, dan lainnya, proses penulisan krea....