SORE itu matahari baru saja kembali ke peraduannya. Syahrul Calu, 37, sibuk naik turun rumah panggungnya membawa jeriken kosong. Ketika sudah terkumpul enam
jeriken, ia memikulnya menggunakan kayu kemudian berjalan kaki ke Sungai Renggeang yang jaraknya sekitar 4 kilometer. Aktivitas mengambil air bersih ini biasanya dilakukan kaum hawa. Namun, Syahrul melakukannya tiga kali dalam seminggu karena istrinya sudah tidak mampu membawa beban berat.
Pria dengan keseharian sebagai peternak kambing dan sapi ini mengaku air itu bukan hanya untuk mandi, mencuci, dan memasak, tetapi juga untuk dikonsumsi. “Air
ini bisa langsung diminum tanpa harus dimasak lagi. Meski tidak dimasak, air sungai ini tidak bikin sakit perut,” terangnya kepada Media Indonesia, Senin (9/5).
Warga Desa Renggeang yang wilayahnya masuk pelosok di Kecamatan Limboro, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, memang sudah turun-temurun bertahan
hidup dengan air bersih yang ada di sungai sedalam sekitar 1 meter saat hujan turun itu. Air tanah justru keruh dan bau. Sementara itu, layan....