SELAMA masa pandemi covid-19, penambahan limbah medis yang merupakan kelompok limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) terus meningkat. Tanpa diimbangi kapasitas pengelolaan yang memadai, limbah medis dikhawatirkan menimbulkan masalah kesehatan dan lingkungan lainnya.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengungkapkan BRIN memberikan solusi dengan beberapa teknologi yang sudah terbukti hasil karya anak bangsa untuk mengatasi kurangnya kapasitas pengolahan limbah medis. "Ada beberapa teknologi yang sudah proven yang dikembangkan untuk membantu peningkatan jumlah kapasitas pengolahan limbah ini secara signifikan. Khususnya adalah teknologi yang bisa dipakai untuk pengolahan limbah di skala yang lebih kecil dan sifatnya mobile," ungkap Laksana dalam keterangan resmi, kemarin.
Dijelaskannya, beberapa teknologi pengolah limbah ramah lingkungan yang sudah proven itu bisa mengatasi limbah B3, khususnya limbah medis berskala kecil dan mobile, yaitu teknologi pengolahan limbah cair dengan plasma nano-bubble. Sementara itu, untuk limbah padat dengan plasma, pengolahan limbah plastik medis menggunakan teknologi pelletizing dan rekristalisasi, serta pengolahan limbah jarum suntik menggunakan mesin daur ulang APJS GLP Destromed 01 Needle ....