TUJUH puluh tahun telah berlalu sejak Konferensi Asia-Afrika di Bandung mempertemukan para pemimpin dari negara-negara baru merdeka. Momen bersejarah itu dikenal luas sebagai titik balik solidaritas Global South. Namun, di balik agenda geopolitik dan semangat antikolonialisme yang kuat, terdapat satu dimensi yang kerap terabaikan: diplomasi berbasis iman atau faith diplomacy.
Ketika Tiongkok mengikutsertakan seorang ulama muslim Hui, Imam Da Pusheng, ke dalam delegasinya dan membagikan album foto Muslims in China dalam berbagai bahasa, itu bukan sekadar isyarat simbolik. Itu merupakan awal dari sebuah relasi diplomatik yang melibatkan keyakinan, sejarah, dan persepsi buday....