TIFA

Doktor Dalang yang Berjuang Membumikan Wayang

Min, 27 Nov 2022

TIDAK ada alunan gending gamelan nan merdu, dan apalagi suluk wayang, tatkala dalang Ki Warseno Slank bersiap menempuh ujian disertasi di Kampus Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Rabu (9/11).

Suasananya hening. “Bahkan hati ini sempat berdebar, ketika memasuki ruangan ujian disertasi, sudah menunggu para guru besar yang siap menjadi dewan penguji atas disertasi saya,” tuturnya saat membuka percakapan dengan Media Indonesia, di rumahnya yang asri di Kampung Timasan, Makam Haji, Kartosuro, Minggu (20/11).

Sidang disertasi tentang akuntabilitas pergelaran wayang purwo itu dilakoninya selama kurang lebih tiga jam. Hasilnya, Ki Warseno dinyatakan lulus dan mumpuni untuk menyandang gelar doktor di bidang ekonomi dan bisnis.
Disertasi yang dibuat pria berusia 57 tahun itu memang cukup unik dan pelik. Mungkin baru pertama di Indonesia, seorang dalang membuat kajian akademis mendalam tentang dunia jagat wayang yang menjadi profesinya.
Adapun tema akuntabilitas pergelaran wayang kulit purwa yang dibedah dalam disertasinya dilatarbelakangi keprihatinan Ki Warseno terkait dengan semakin memudarnya nilai-nilai kehidupan yang selama ini menjadi rujukan, dan bahkan pedoman, seorang dalang, untuk meraih kepercayaan masyarakat pendukungnya.
Ia melihat tidak sedikit dalang mulai abai dengan aturan dan kaidah pewayangan demi mendongkrak popularitas, seiring kurangnya dukungan pemerintah yang jarang menggelar tontonan wayang. "Hilangnya nilai-nilai kehidupan itu dikawatirkan akan memengaruhi keberlangsungan kesenian wayang. Sustainabilitas wayang juga menjadi persoalan," ucapnya.
Disertasinya tidak hanya mengupas teori, tetapi juga hal-hal yang harus dilalui seorang seniman pedalangan agar dapat tetap profesional di tengah masifnya pengaruh budaya dari luar dan perkembangan teknologi. Bagi adik dalang kondang Ki Anom Suroto ini, kesenian wayang memang bukan sekadar tuntutan untuk lestari, melainkan juga agar masyarakat bisa membersamainya sampai akhir zaman. Apalagi, sejak 7 November 2003, kesenian wayang sudah diakui UNESCO sebagai Masterpiec....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement