DI tengah kondisi perlambatan ekonomi dan ketidakpastian global akibat krisis geopolitik dan keamanan, pemberlakuan tarif bea masuk Donald Trump awal bulan ini memasuki babak baru friksi perdagangan Tiongkok-Amerika Serikat (AS). Trump menyebutnya sebagai reciprocal tariff atau tarif timbal balik. Secara sederhananya dapat dipahami jika sebuah negara memberlakukan bea masuk maka AS pun akan mengenakannya.
Friksi perdagangan ini sudah dimulai sejak awal 2018. Kala itu, Trump memulai kebijakan tarif terhadap Tiongkok dengan berbagai alasan seperti defisit perdagangan AS yang besar, tuduhan praktik perdagangan tidak adil dan memaksa Tiongkok mengubah praktik industrinya.
Kini, friksi dagang memasuki babak baru, ketika pada 1 Februari 2025 Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor dagang dari Tiongkok sebesar 10%. Tiga hari setelah itu, Tiongkok membalas dengan tarif 15% pada batu bara dan gas alam cair serta 10% pada minyak mentah, mesin pertanian, dan mobil bermesin besar. Perang tarif kian sengit terjadi pada April 2025. Hingga ya....