“BERAPA jumlah guru yang tersisa?” tanya Kaisar Hirohito kepada para jenderalnya setelah bom atom meluluhlantakkan Nagasaki dan Hiroshima pada 6 dan 9 Agustus 1942. Bukan jumlah senjata, jumlah pasukan, atau jumlah sisa kas negara yang ditanyakan Kaisar Hirohito, tetapi jumlah guru. Sejarah kemudian mencatat langkah Kaisar Hirohito itulah yang membawa Jepang tidak hanya bangkit dari kehancuran, tetapi bahkan menjadikannya salah satu negara kampiun di dunia.
Masyarakat Jepang dikenal sangat menghargai guru. Penghargaan tersebut terlihat dari sebuah semboyan Jepang yang berbunyi, “She no on way ama yori mo takai, umi yori ma fukai (Jasa guru lebih tinggi dari gunung yang tinggi, lebih dalam dari laut yang dalam).” Sejarah guru bagi masyarakat Jepang adalah sejarah pengabdian. Sejak masa Restorasi Meiji (1852-1912), para samurai di masa damai mengabdikan dirinya menjadi guru. Mereka menginginkan Jepang ya....