EKONOMI

Kalah dari Filipina, RI Mulai Hilirisasi Kelapa

Sab, 28 Sep 2024

SEJAK tahun 2020, Indonesia bukan lagi menjadi negara penghasil kelapa terbesar dunia. Posisi Indonesia telah digeser Filipina yang menjadi negara nomor satu eksportir kelapa dan turunannya. Indonesia kalah dalam nilai dan ragam dibandingkan Filipina.

Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Sektor Unggulan dan Infrastruktur Kementerian PPN/Bappenas Leonardo Teguh Sambodo mengatakan, produktivitas kelapa Indonesia saat ini stagnan di angka 1,1 ton/ha. Indonesia bahkan lebih banyak mengekspor kelapa secara utuh sehingga bernilai rendah.

“Indonesia kaya dengan berbagai sumber daya alam seperti sawit, karet, kakao, dan yang lain, ini sudah banyak diolah. Salah satu raksasa tidur yang sebenarnya sekarang ingin dibangunkan adalah kelapa,” ujarnya dalam Media Briefing Peluncuran Peta Jalan Hilirisasi Kelapa 2025-2045 di Jakarta, kemarin.

Saat ini, sambungnya, produktivitas kelapa di Tanah Air stagnan di angka 1,1 ton per ha, 98,95% kebun rakyat tradisional tanpa pengorganisasian dan regenerasi, sebanyak 378.191 ribu ha tanaman tak menghasilkan (tua/rusak) dengan kemampuan replanting 6 ribu-10 ribu ha per tahun, lalu 756,98 juta kelapa bulat masih diekspor dengan pajak ekspor 0%.

Selain itu, 52,34% pemanfaatan kelapa dalam bentuk kopra untuk diolah menjadi minyak kelapa, ada 3,68 juta ton air kelapa dibuang yang diperkirakan menghilangkan potensi sebesar US$5,25 miliar, serta potensi nilai ekonomi dari sabut maupun tempurung kelapa yang terbuang/belum dimanfaatkan, masing-masing sebesar US$320 juta dan US$373 juta.

“Kapasitas produksi benih kelapa kita baru 1 juta. Potensinya bisa 9 juta, tapi ternyata kebutuhannya 41 juta. Jadi jauh sekali antara kemampuan dan juga untuk produksi benih,” ungkap Teguh. Untuk itu, pemerintah telah meluncurkan Peta Jalan Hilirisasi Kelapa 2025-2045.

Pihaknya disebut telah bersepakat dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Investasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Himpunan Industri Pengolahan Kelapa Indonesia (HIPKI), hingga Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI) untuk mendorong hilirisasi kelapa.

“Di hari Senin (30/9), kami meluncurkan Peta Jalan Hilirisasi Kelapa 2025-2045, mengambil momentum bahwa pemerintahan yang baru nanti terus melanjutkan hilirisasi,” ujarnya.

Di kesempatan yang sama, Ketua Himpunan Industri Pengolahan Kelapa Indonesia (HIPKI) Rudy Handiwidjaja mengatakan, pihaknya mendukung wacana pemerintah untuk menghentikan ekspor kelapa utuh. Pasalnya, industri pengolahan kelapa di dalam negeri juga sering mengalami kekurangan bahan baku.

“Kami sangat mendukung program pemerintah untuk tata niaga kelapa bulat untuk ekspor ini dengan pengenaan biaya. Hilirisasi untuk produk-produk turunan kelapa punya potensi....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement