OPINI

Kebangkitan Bahasa Indonesia

Sab, 20 Mei 2023

TIDAK sedikit orang yang merasa khawatir bahwa bahasa Indonesia akan bernasib suram, terbawa pusaran arus zaman yang makin mengarah pada monolingualisme akibat dampak globalisasi. Gejala ke arah itu tampak di depan mata. Cara berbahasa Indonesia para penutur muda dipandang tidak karuan, struktur kalimatnya berantakan, dan sudah begitu banyak teracuni kosakata bahasa asing. Apalagi, data hasil ujian kemampuan berbahasa Indonesia para siswa atau mahasiswa sering kali menunjukkan nilai pelajaran atau mata kuliah Bahasa Indonesia yang tidak lebih baik daripada nilai pelajaran bahasa asing. Hal ini yang sering dijadikan rujukan dan dianggap sebagai awan kelabu nasib bahasa Indonesia ke depan.

Bahasa Indonesia terlahir dari pemikiran dan perjuangan para penutur muda. Kelahiran bahasa Indonesia bermula dari pergerakan Budi Utomo tahun 1908 kemudian bersambung ke Kongres Pemuda Indonesia tahun 1926 dan 1928, sampai akhirnya tercetus ikrar sakral Sumpah Pemuda, yang salah satunya berbunyi menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia. Sumpah Pemuda ini bisa dijadikan fase pertama kebangkitan bahasa Indonesia. Selain berfungsi sebagai bahasa persatuan, bahasa Indonesia menjadi bahasa perjuangan yang menjadi penyemangat dalam mewujudkan cita-cita menjadi bangsa yang merdeka. Nama bahasa Indonesia menyiratkan ideologi kuat karena sama dengan nama bangsa dan tanah air yang dicita-citakan untuk merdeka sarat martabat.

Perkembangan sebuah bahasa, lazimnya, akan dimulai dari bentuk paling sederhana yang disebut dengan pijin lalu kreol. Kedua wujud bahasa ini merupakan protolingual yang akan digunakan secara terbatas, baik penuturnya, wilayah penggunaannya, maupun topik pembicaraannya, dengan bentuk-bentuk lingual yang amat sangat sederhana. Ajaibnya, bahasa Indonesia tidak mengalami fase protolingual tersebut karena para pemuda pejuang secara bulat menyetujui bahasa Melayu yang saat itu statusnya sebagai bahasa utama salah satu etnis dan juga sebagai bahasa utama di sebuah kawasan dijadikan sebagai bahasa Indonesia. Biasanya, perkembangan bentuk protolingual menjadi sebuah bahasa baku akan memakan waktu puluhan generasi, itu pun dengan catatan bahwa bahasa tersebut memang terus digunakan oleh para penuturnya dan berkembang luas jangkauan pemakaiannya. Kalau tidak, bentuk protolingual itu akan layu sebelum berkembang. Dalam kaitan ini, bahasa Indonesia seolah langsung menjelma dan bangkit menjadi bahasa yang siap berke....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement