PADA April 1949, di Kota Washington ditandatangani Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Dimulainya sejarah NATO--aliansi militer yang paling agresif pada masa kini. Para politisi waktu itu merancang NATO menjadi instrumen kunci membangun dan mempertahankan hegemoni AS dan sekutunya di seluruh dunia.
Tujuannya tetap sama pada hari ini. Aliansi sedang tidak hanya melaksanakan kegiatan destruktif terhadap Rusia. Bertentangan dengan kecenderungan nyata dibentuknya tatanan dunia multipolar, NATO terus berupaya untuk menerapkan tatanan baru berdasarkan pada peraturan-peraturan (peraturan-peraturan yang belum pernah diketahui oleh siapa pun), berusaha untuk memperlibatkan sekutu-sekutunya dari Asia-Pasifik pada skema-skema 'pencegahan yang diperluas' yang menimbulkan ketidakstabilan serta membentangkan pengaruhnya ke wilayah-wilayah di luar Euro-Atlantik.
Setelah diberhentikannya negara Uni Soviet dan berakhirnya Perang Dingin, NATO dengan selama jangka waktu cukup lama menentukan 'wacana' untuk dirinya sambil melakukan operasi di Afghanistan (2001-2021), Irak (2003-2011), dan Suriah (sejak 2014). Bulan Maret 2024, genap 25 tahun NATO menyerang Yugoslavia.