OPINI

Kesalahan Strategi Israel dan AS di Timur Tengah

Sen, 05 Feb 2024

KENDATI komunitas global menjerit agar genosida di Gaza segera dihentikan, Israel justru meningkatkan kebrutalannya. Keputusan sela Mahkamah Internasional (ICJ) yang menerima tuduhan Afrika Selatan bahwa rezim Israel yang rasialis melakukan genosida terhadap warga Gaza tak dindahkan. Sikap itu merupakan strategi mengirim pesan kepada Hamas bahwa tak ada yang bisa menghentikan Israel, kecuali tujuan perangnya di Gaza, yaitu membasmi Hamas dan membebaskan tawanan warga Yahudi, tercapai. Selain itu, juga untuk menjaga kelangsungan hidup pemerintahan koalisi pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Israel juga berkepentingan menjaga profil militernya sebagai yang terkuat di Timur Tengah. Pandangan Israel itu didukung AS yang membagi nilai dengan Israel sebagai satu-satunya negara demokrasi di kawasan. Tak mengherankan bila AS terus memberi dukungan finansial, persenjataan, dan perlindungan diplomatik kepada sekutunya itu, meskipun sikap ini membuat AS terisolasi dari komunitas global.

Sikap Presiden AS Joe Biden terhadap perang Hamas-Israel juga dipengaruhi dinamika politik di AS menjelang pemilu pada November. Lobi Yahudi merupakan entitas yang sangat strategis bagi petahana yang hendak menarik dukungan etnik Yahudi dan komunitas Evangelis. Namun, strategi Israel dan AS ini kontraproduktif. Bahkan, mengancam kepentingan mereka di kawasan dan dunia saat sikap Tiongkok dan Rusia yang berpihak pada Palestina mendapat simpati luas ....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement