MENJADI seorang jurnalis adalah mimpi yang menjadi kenyataan bagi Ignatius Herjanjam. Pria yang akrab disapa Ignas Zamzam ini menceritakan kepada Media Indonesia bahwa sejak SD dirinya sudah senang membaca koran. Hal itu menjadi motivasi baginya untuk menjadi seorang jurnalis. “Sejak kecil mata saya memang sudah minus tinggi, tapi masih bisa lari, bisa naik sepeda, dan baca koran,” ungkapnya.
Di masa itu, Ignas sudah bisa menulis berita, bahkan terbiasa membuat buletin yang mewartakan kegiatan di kompleks perumahan tempat dia tinggal bersama teman-temannya. “Jadi bisa dibayangkan, di tahun 1980-an saya belajar menulis berita itu pakai mesin ketik dan dibagikan di kompleks dibantu teman,” imbuhnya.
Seiring berjalannya waktu, pada 1998 saat duduk di bangku kuliah, mata kanan Ignas divonis buta akibat ablasi retina atau sebuah kondisi medis serius dengan retina, lapisan tipis di bagian belakang mata yang peka terhadap cahaya, terlepas dari posisi normalnya. Adapun kemampuan mat....