CERPEN

Korban Karbon

Min, 17 Des 2023

BABON mulai menggila dan berteriak-teriak serupa siamang di rimba. Suaranya mengguntur membahana meski desir angin dan debur ombak begitu dominan. Tak berlebihan memang pria yang bernama asli Ismail itu digelari babon, monyet besar dari Afrika, sebab suara, dan wataknya, yang memang keras.

Langit yang mendung bahkan tak mampu meredakan suasana gerah akibat amarah Babon menghalau kerumunan yang semakin membuncah. Dia mengacungkan parang seakan siap menebas leher siapa saja yang mendekat, polisi sekalipun. Istrinya—yang kebetulan di sana sehabis mengantar makan siang—terpekik memohon-mohon agar suaminya mau menurunkan parang, namun Babon bergeming. Kawan-kawan kelompoknya pun tak kuasa menahan badan Babon yang—meski kecil, tapi liat dan gesit.

Para aparat sudah mulai mengeluarkan pentungan. Untung mereka tidak membawa senjata laras panjang, sebab kedatangan ke sana hanya bersifat pendampingan, bukan penertiban. Sambil melotot, Babon memainkan parang tersebut dan menyayatkan ke tangan, leher, perut, dan ajaib, tubuhnya tidak terluka sedikitpun. Ia mulai melangkah m....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement