OPINI

Kurikulum Merdeka dan Penguatan Karakter

Sen, 07 Mar 2022

MAS Menteri Nadiem Makarim kelihatannya benar-benar getol dalam menggodok dan mendesain kurikulum baru yang disebutnya Kurikulum Merdeka. Dalam episode 15 serial Merdeka Belajar yang dirilis Kemendikbudristek dua pekan lalu terkait Kurikulum Merdeka dan peluncuran platform Merdeka Mengajar, Mas Menteri dengan gamblang memaparkan skema dan rencana kurikulum tersebut untuk dapat diterapkan satuan pendidikan dalam upaya pemulihan pembelajaran.Meskipun beliau sempat menggarisbawahi betapa sekolah diberikan kebebasan dan keleluasaan dalam menentukan opsi kurikulum mana yang akan dipilih, menurut Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Anindito Aditomo, kurikulum tersebut kabarnya akan resmi ditetapkan sebagai kurikulum nasional pada 2024 (Kompas, 2022).Dalam masa transisi, satuan pendidikan memiliki tiga opsi, yaitu tetap menggunakan Kurikulum 2013 secara penuh, menggunakan kurikulum darurat yakni Kurikulum 2013 yang disederhanakan, dan menggunakan Kurikulum Merdeka. Penerapan Kurikulum Merdeka juga akan didukung oleh platform Merdeka Mengajar. Platform ini sudah disiapkan dan diharapkan dapat membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman untuk menerapkan Kurikulum Merdeka.

Berkaca dari hasil survei pada 18.370 siswa kelas 1-3 SD di 612 sekolah di 20 kabupaten/kota dari delapan provinsi terkait hasil belajar siswa selama 12 bulan pembelajaran di masa pandemi covid-19, sepertinya Kemendikbudristek sangat yakin bahwa Kurikulum Merdeka dapat mengurangi kekhawatiran learning loss yang terjadi. Dari survei diketahui bahwa 31,5% sekolah yang menggunakan kurikulum darurat itu jauh lebih sedikit mengalami bulan-bulan learning loss

jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang tetap menggunakan Kurikulum 2013 yang mengalami 5 b....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement