INTERMEZZO

Layar Kaca

Min, 04 Apr 2021

BAHAN berdiskusi, terutama soal kebahasaan, sering muncul saat saya menonton televisi bersama keluarga, teman, atau kerabat. Ada saja kata atau istilah yang bisa dijadikan bahan perbincangan, mulai perbincangan yang konyol, lucu, informatif, bahkan bisa jadi serius. Atau bisa jadi berawal dari pembicaraan yang sederhana menjadi pembicaraan yang serius, penuh kritikan.

Pada suatu saat, tentu saja saat menonton televisi bersama, muncul pembicaraan semiserius mengenai istilah ‘layar kaca’ yang kebetulan disebutkan seorang pewarta berita di televisi. Berawal dari pertanyaan anak kami yang mempertanyakan mengapa kita menyebutkan istilah ‘layar kaca’ untuk padanan kata televisi? Pertanyaan dia lebih menitikberatkan pada mengapa dipakai kata ‘layar’? Bukankah yang disebut layar itu ialah kain tebal yang terdapat dalam perahu dan dipakai untuk menadah angin?

Sambil membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), saya menjelaskan bahwa yang dimaksud dia soal arti dari layar itu memang benar. Dalam KBBI, arti dari layar itu memang ‘kain tebal yang dibentangkan untuk menadah angin agar perahu (kapal) dapat berjalan (laju)’. Akan tetapi, terdapat pula arti lain dari kata layar itu di dalam KBBI, yaitu tabir (tirai) penutup jendela (pintu); tirai; kelir (dipakai pada pertunjukan gambar hidup, drama, wayang kulit, dan sebagainya)’, atau bisa juga ‘bidang (berupa kain, papan, kaca) tempat menayangkan gambar (film, televisi, dan sebagainya)’. Definisi terakhir itulah yang menyebabkan kita bisa menggunakan istilah ‘layar kaca’....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement