TIFA

Menghidupkan lagi Semangat Usmar Ismail

Min, 03 Apr 2022

NASKAH, poster film, foto-foto adegan film, hingga foto keluarga Usmar Ismail dipajang di meja panjang itu. Di sisi lain ruangan, ada proyektor film setinggi 2 meter koleksi Museum Penerangan dan patung Usmar Ismail, sementara di dinding, tercetak kata-kata perspektif dan curahan kecintaan sang sutradara akan karya film.
Koleksi karya-karya Usmar Ismail itu tersaji dalam pameran bertajuk Boeng Usmar Ismail: dalam Sinema Indonesia yang berlangsung di Dia.Lo.Gue Artspace, Kemang, Jakarta Selatan, mulai 29 Maret-28 April 2022. Usmar Ismail Cinema Society bersama dengan Dia.Lo.Gue Artspace dan didukung oleh Kemendikbud-Ristek menggelar pameran ini dalam rangka menyambut Hari Film Nasional yang jatuh pada 30 Maret 2022. Pameran tersebut digelar juga untuk merayakan gelar Pahlawan Nasional yang dianugerahkan ke Usmar Ismail pada November 2021.
Dalam pameran itu, para pengunjung dapat menyimak tahun-tahun penting perjalanan hidup Usmar, dari masa pelajar di zaman Hindia Belanda, menjadi wartawan, politikus, hingga menjadi sutradara dengan karya-karya besar, seperti Lewat Djam Malam (1954) dan Tiga Dara (1956).
Selain koleksi dari pihak keluarga, koleksi milik Perfini--perusahaan film yang didirikan Usmar Ismail--hingga catatan dari kurator, ada pula koleksi artefak dari Omah Otara, seperti salah satunya buku puisi karya Usmar Ismail.
Engel Tanzil, Founder Dia.Lo.Gue sekaligus kurator pameran Boeng Usmar Ismail: dalam Sinema Indonesia, menuturkan bahwa penggunaan boeng dalam pameran ini bertujuan menggelorakan semangat. "Karena 'boeng' itu kata-kata yang memberikan semangat revolusi, semangat untuk melawan, yang mempopulerkan kata boeng ini Soekarno," katanya saat ditemui di Dia.Lo.Gue Artspace, Selasa (29/3).
"Jadi, saya pengin menaruh kata boeng di depan nama pameran ini menyatakan bahwa sampai akhir hayatnya Boeng Usmar Ismail, dia tetap berjuang untuk menegakkan perfilman Indonesia, baik di dalam dan di luar," lanjutnya.
Bagi Engel, pameran ini menjadi upa­ya mendekatkan sosok Usmar Ismail ke generasi muda. Wanita yang kerap mengadakan pameran yang berhubung­an dengan sejarah itu mengatakan sangat penting untuk becermin dari sejarah bangsa dan semangat 45 yang pernah dibicarakan di masa-masa tersebut.
Namun, di samping itu, ia mengaku tidak mudah mengumpulkan arsip koleksi yang tersebar dan terputus-putus. Terkait informasi yang belum jelas kevalidannya, Engel harus mempelajari berbagai buku dan berdialog dengan orang-orang yang mengenal Usmar, termasuk Alwi Dahlan, keponakan Usmar, yang juga membantu di pembuatan film Tiga Dara.
Dia mengungkapkan film-film karya dari Usmar sarat akan makna mendalam yang memasukkan unsur lokal untuk mendidik masyarakat. "Contohnya film Harimau Tjampa, itu diambil dari cerita legenda tentang harimau. Jadi, kalau di Sumatra itu, kalau kamu harus menjadi jawara silat, kamu harus mengalahkan harimau. Lalu, cintanya dia (Usmar) terhadap asal mulanya dia itu sungguh besar. Itu bisa dilihat dari karyanya, dari yang Tiga Dara saja kalau lihat adegannya ada baju kurung juga," ujar Engel.
Tulisan-tulisan Usmar juga sarat akan makna mendalam. Salah satunya ialah pesannya yang berbunyi bahwa seniman harus juga menjadi pembawa hati nurani rakyat yang rindu akan kemerdekaan, keadilan, dan kemakmuran.
Selain pameran Boeng Usmar Ismail: dalam Sinema Indonesia, turut digelar juga kegiatan Hari Film Nasional, mulai Pekan Film Usmar Ismail berupa pemasangan film Usmar Ismail yang telah direstorasi di Bioskop XXI Metropole pada 29 Maret-2 April 2022. Ada pula Dialog Tokoh Film hingga ditutup dengan Puncak Acara Hari Film Nasional 2022 yang diadakan pada Rabu (30/3) bertepatan denga....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement