AHLI klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, mengatakan bahwa kondisi cuaca yang seharusnya memasuki musim kemarau, tapi masih hujan saat ini akan berlangsung hingga September 2025.
“Sebenarnya sudah ada indikasi perubahan pola musim kemarau. Dari data yang kami miliki menunjukkan sampai September akan konsisten hujan dan seharusnya bulan kemarau cuma Juni dan Juli. Karena ada gangguan cuaca bulan Juni akan terganggu dan potensinya basah dipicu dinamika, terutama ya faktor dominan itu adalah perkembangan cyclonic vortex,” ungkapnya kepada Media Indonesia, kemarin.
Erma juga mengatakan bahwa daerah yang paling rawan dalam kondisi perubahan cuaca saat ini ialah Jabodetabek dan potensi banjir dapat terjadi. “Makanya saya bilang ke pemerintah kalau sedang ada masalah di musim kita dan harus ada kebijakan yang tepat agar bencana yang terjadi bisa diatasi oleh pemerintah,” pungkas Erma.