SETIAP 21 April, kita kembali mengenang sosok Raden Ajeng Kartini, seorang pelopor pembebasan perempuan yang memperjuangkan hak atas pendidikan yang merdeka dan adil. Di tengah peringatan Hari Kartini, semangat perjuangannya hendaknya menjadi cermin bagi kita untuk mengevaluasi kembali sistem pendidikan di negara kita.
Apakah pendidikan kita telah memanusiakan, seperti yang diinginkan Kartini, atau justru semakin membelenggu generasi muda? Pertanyaan ini mengingatkan kita pada tantangan besar yang dihadapi pendidikan Indonesia, di mana anak-anak sering kali masih dipandang sebagai objek yang harus diisi dengan pengetahuan, bukan sebagai subjek yang aktif dalam proses pembelajaran.
Namun, justru dari cara pandang itulah akar persoalan pendidikan kita bermula. Ketika sistem pendidikan tidak mampu berdiri tegak sebagai ruang yang merdeka, maka ia mudah terombang-ambing oleh arus kebijakan, selera politik, dan tren internasional. Lembaga-lembaga resmi yang seha....