PADA 13 Juni dini hari, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengerahkan 200 jet tempur untuk menyerang situs nuklir dan militer, serta membunuh ilmuwan nuklir, kepala staf militer, serta kepala Garda Revolusi Iran.
Serangan ini terjadi ketika perundingan soal program nuklir Iran antara Amerika Serikat (AS) dan Iran telah memasuki putaran keenam. Kendati keberhasilan penyelesaian melalui jalan diplomasi lebih menjanjikan, Presiden AS Donald Trump terbujuk Netanyahu untuk memilih jalan militer yang membahayakan keamanan Timur Tengah, bahkan dunia.
Iran telah membalas serangan Israel, tapi saling serang keduanya belum akan berhenti. Mengapa Netanya....