OPINI

Puasa dan Nyepi

Sel, 12 Mar 2024

HAMPIR semua agama menganjurkan pemeluknya untuk sewaktu-waktu menyepi. Dalam Islam hal itu lebih fundamental lagi karena Al-Qur’an sebagai sumber inspirasi sekaligus dasar ajaran Islam turun pertama kali saat Nabi Muhammad sedang menyepi di dalam gua di puncak Gunung Hira.

Menyepi dan berdiam diri sangat dianjurkan dalam Islam. Bahkan, hakikat puasa sesungguhnya bertujuan menciptakan keheningan dan ketenangan jiwa dengan cara menghindarkan diri untuk tidak makan, minum, dan berhubungan suami istri. Kita diminta menahan diri untuk tidak banyak bicara, banyak melihat, banyak berjalan, dan mengurangi kegiatan yang bisa menyedot energi otot dan otak.

Kemarin, saudara kita yang beragama Hindu juga merayakan Nyepi, salah satu spiritual event atau hari suci yang dirayakan setiap Tahun Baru Saka. Hari Raya Nyepi sesungguhnya menirukan suasana seperti mati. Pada hari itu, umat Hindu melaksanakan caturbrata penyepian yang terdiri atas amati geni (tidak menggunakan dan atau menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak makan dan minum). Pihak yang mampu juga melaksanakan tapa, brata, yoga, dan semadi, mirip yang dianjurkan kalangan ahli ....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement