MELALUI karya berjudul Sufisme tanpa Tarekat, Praksis Keberagamaan Muslim Puritan (2013), Khozin memaparkan tipologi sufisme muslim puritan dalam mewujudkan kehidupan keagamaan yang spiritualistik. Perspektif Khozin dalam buku ini menarik untuk mengamati praksis spiritualitas aktivis Muhammadiyah sebagai kelompok yang sering dikategorikan puritanis. Label puritanis memang acapkali disematkan kalangan outsider tatkala mengamati pandangan dan praktik keagamaan Muhammadiyah.
Puritanisme Muhammadiyah terutama sekali tampak melalui doktrin di bidang akidah dan ibadah. Dalam bidang akidah dan ibadah, Muhammadiyah mencukupkan pandangan keagamaannya dengan merujuk Al-Qur’an dan Sunah Nabi Muhammad Saw. Bermula dari sinilah spirit kembali pada Al-Qur’an dan sunah (al-ruju’ ila Al-Qur’an was-sunnah) menggelora di kalangan aktivis Muhammadiyah. Sementara itu, dalam bidang muamalah duniawi Muhammadiyah menekankan pentingnya berijtihad.
Spirit berijtihad dalam urusan muamalah duniawi menjadikan Muhammadiyah mengalami kesuksesan luar biasa di berbagai bidang amal usaha, terutama pendidikan, kesehatan, dan sosial. Cerita sukses Muhammadiyah di berbagai amal usaha itu menjadikan Muhammadiyah dikenal luas sebagai gerakaan keagamaan berwajah modernis. Kesuksesan Muhammadiyah telah mengundang testimoni berbagai pihak. Salah satunya dari cendeki....