JANJI kampanye Presiden-Wakil Presiden terpilih Prabowo-Gibran yang paling eksklusif, telah dieksekusi. Program makan bergizi gratis (MBG), memang paling banyak menarik perhatian publik. Meskipun pelaksanaannya tidak mudah, tapi esensi tujuannya patut didukung semua pihak. Toh, demi masa depan anak-anak Indonesia. Terutama dalam menyongsong era generasi emas dan bonus demografi 2045. Persiapan dan simulasi sudah dilakukan. Menu telah disusun. Mungkin komposisi dietnya tidak terlalu ideal. Terutama bila diproyeksikan untuk mengatasi masalah kurang gizi dan meningkatkan aspek kognitif generasi penerus bangsa. Persoalan pendanaan di tengah ruang fiskal yang terbatas, menjadi kendala utamanya.
Ada salah satu aspek “abstrak” yang patut diperhitungkan, yaitu masalah selera. Kegagalan mengatasi persoalan tersebut, berpotensi meninggalkan banyak sisa makanan. Dampaknya bisa terjadi pemborosan anggaran dan kurang efektifnya tujuan. Bagaimana realitas di lapangan ke depannya? Sebagai profesional medis, penulis tidak jarang menghadapi kendala serupa. Meskipun obyeknya berbeda, layak sebagai bahan komparasi atau pelajaran bersama. Contohnya dalam praktik mengedukasi diet penyandang diabetes melitus (DM). Prinsipnya mereka mesti diberikan pemahaman. Menghindari makanan mengandung gula merupakan langkah awal tatalaksananya. Sebab, mayoritas penyandang DM sudah terbiasa mengonsumsi makanan manis berkalori tinggi. Motivasi, tingkat pendidikan, dan dukungan keluarga, serta lingkungan, merupakan kontributor penentu tingkat keberhasilan edukasi diet.
Anehnya, acapkali penyandang DM, justru mencari alternatif informasi dari berbagai platform media sosial. Lagi-lagi soal selera. Tidak memerlukan telaah mendalam, informasi yang belum tentu kebenarannya tersebut bisa dijadikan referensi. Apalagi bila dibawakan oleh influencer atau kreator konten favorit. Tidak semua masyarakat, terlebih anak-anak dan remaja yang paham dengan nilai gizi dalam makanan mereka sehari-hari. Badan Gizi Nasional (BGN) dan jajarannya, sudah mengupayakan secara maksimal menu yang akan disajikan. Sayur mayur dan buah, merupakan nutrisi penting. Sayangnya kurang diminati siswa sekolah. Sebanyak 96,7% orang Indonesia, kurang menyukai buah dan sayur. Data tersebut merupaka....