FOKUS

Tanpa Bengawan Solo di Musim Kemarau

Rab, 05 Mei 2021

BENGAWAN Solo riwayatmu ini sungguh beda jauh dengan gambaran yang diungkapkan sang maestro keroncong, Gesang Martohartono, saat membuat lagu pada 1940 itu. Lewat lagunya, Gesang menggambarkan keelokan dan keindahan sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut.

Kala itu, banyak tentara Jepang pun kesengsem. Setelah mereka pulang ke negeri mereka, para veteran itu masih sering mendendangkannya sehingga Bengawan Solo populer di ‘Negeri Matahari Terbit’.

Bengawan Solo memang masih terus meluap sampai jauh seperti syair yang ditulis Gesang. Namun, kini luapannya sering menimbulkan bencana alam di wilayah hilir. Pun saat musim kemarau, sungai ini masih memunculkan bencan....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement