NUSANTARA

Tradisi Ketuk Pintu Mengawali Perayaan Imlek di Kota Semarang

Sen, 20 Jan 2025

KEGIATAN perayaan Tahun Baru Imlek sudah dimulai di Kota Semarang, Jawa Tengah. Sebagian besar ruas jalan dan gang di Kota Lumpia itu terlihat meriah dengan hiasan lampion. Sebagian kawasan sudah selesai direvitalisasi.

Gang Baru yang segera diresmikan bersamaan perayaan Imlek ini terlihat tertata cukup rapi.

Tradisi Ketuk Pintu yakni mengunjungi sembilan klenteng yang berada di Kawasan Pecinan Kota Semarang menjadi acara tahunan yang menandai awal perayaan Imlek. Sejak pagi rombongan panitia dan Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata (Kopi Semawis) mulai mendatangi klenteng-klenteng di Kawasan Pecinan Kota Semarang.

Kedatangan mereka diiringi musik dan barisan atraksi sejumlah liong hingga suasana cukup meriah.

“Kami mendatangi sembilan klenteng untuk sosialisasi dan pemberitahuan akan adanya Pasar Semawis. Kegiatan tradisi Ketuk Pintu ini adalah kearifan lokal yang terus kami jalankan,” kata Ketua Kopi Semawis Harjanto Halim.

Menurut Harjanto Halim tradisi Ketuk Pintu dengan mengunjungi sembilan klenteng di Pecinan Semarang yakni Siu Hok Bio di Jalan Wotgandul Timur, Tek Hay Bio/Kwee Lak Kwa di Jl. Gang Pinggir, Tay Kak Sie di Jl. Gang Lombok, Kong Tik Soe di Jl. Gang Lombok, Kelenteng Hoo Hok Bio di Jl. Gang Cilik, Tong Pek Bio di Jl. Gang Pinggir, Kelenteng Wie Hwie Kiong di Jl. Sebandaran I, Ling Hok Bio di Jl. Gang Pinggir dan See Hoo Kiong/Ma Tjouw Kiong di Jl. Sebandaran Tradisi Ketuk Pintu ini, ungkap Harjanto Halim, melibatkan barongsai dan ratusan ibu berkebaya yang mendampingi perjalanan menuju sembilan klenteng dengan jumlah peserta 200 orang.

Pengunjung Pasar Semawis bagi perempuan diimbau memakai kebaya sedangkan pria menggunakan sarung sebagai bentuk Pecinan Semarang merupakan simbol akulturasi budaya Tiongkok, Jawa, dan Islam.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Sugiyanto mengaku sangat mengapresiasi prosesi Ketuk Pintu dan Pasar Semawis, karena selain sangat menarik pelancong juga menunjukkan tingginya toleransi beragama di kota itu. Apalagi kawasan Pecinan telah menjadi segmen pariwisata berbasis sejarah dan warisan budaya.

“Maka itulah Pemerintah Kota Semarang bergerak melakukan revitalisasi Pecinan Semarang sebagai destinasi wisata yang bakal menarik pengunjung,” tambahnya.

Perayaan tahun baru Imlek, selalu menjadi berkah tersendiri, bagi perajin barongsai dan liong naga di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Seperti yang dirasakan Julius Setiawan, satu-satunya perajin barongsai dan liong naga di kabupaten itu. Baik orderan dan omzet perajin ini, kenaikannya mencapai 100% lebih.

Menjelang Imlek 2025 ini, Julius mendapat banyak orderan barongsai dan liong naga. Baik itu orderan pembuatan baru, ataupun jasa perbaikan barongsai dan liong naga, dari berbagai kota di Jawa Timur.

“Harga pembuatan satu set barongsai dibanderol Rp4 juta hingga Rp5 juta. Sementara untuk liong naga sepanjang 20 meter, harganya Rp8 juta hingga Rp12 juta,” tutur Yulius s....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement