CERPEN

Tuan Rez di Dalam Kubikel

Min, 13 Feb 2022

PAGI merambat lamban sepenuh kabut. Sudah pukul tujuh, tetapi matahari masih membayang samar. Tuan Rez pasti tak menyukai pagi muram seperti ini, batinku. Mood-nya mungkin tidak sebaik dua hari lalu: ia bisa tertawa oleh sebab remeh semisal kucing yang terpeleset di ujung tangga atau jemari sopir yang terjepit pintu

seorang lelaki muda dengan kepala tertutup tabung udara dan mengendarai flying motorcycle teranyar, tiba di depan rumah. Aku sudah menunggunya dari tadi dengan kegusaran yang tak

tertahankan seperti gabus penutup bo....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement